Ankara (ANTARA) - Perdana Menteri Selandia Baru Christoper Luxon pada Rabu menolak memberikan konsesi apa pun terhadap sikap negaranya yang bebas nuklir sambil tetap ingin mengambil bagian dalam pakta trilateral militer AUKUS.

Berbicara dalam konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese di Sydney, Christoper Luxon menyatakan ketertarikan negaranya pada pilar dua AUKUS yang melibatkan teknologi militer canggih yang dikembangkan bersama negara-negara dalam pakta tersebut, yaitu Amerika Serikat, Inggris dan Australia.

"Kami akan selalu di posisi bebas nuklir. Hal tersebut tidak dapat dinegosiasikan pada kami Selandia Baru," kata Luxon kepada wartawan saat ditanyakan apakah pemerintahannya telah menyatakan minat untuk berperan lebih besar dalam pakta militer AUKUS.

AUKUS adalah perjanjian trilateral yang diumumkan pada 2021 antara Amerika Serikat, Inggris, Australia, di mana Canberra akan mendapatkan kapal selam tenaga nuklir.

Luxon menyampaikan pernyataan tersebut saat kunjungan luar negeri pertamanya ke negara tetangganya Australia sejak menjabat sebagai perdana menteri bulan lalu.

Pekan lalu, Menteri Pertahanan Selandia Baru Judith Collins menuduh pemerintahan Partai Buruh sebelumnya melewatkan peluang dan memberi isyarat bahwa mereka dapat bergabung dengan pilar kedua pakta AUKUS, yang melibatkan pertukaran informasi dan teknologi pertahanan tetapi tidak dengan kapal selam nuklir.

Luxon mengatakan bahwa AUKUS adalah elemen yang sangat penting bagi stabilitas kawasan.

"Dari sudut pandang saya, kami tertarik mengeksplorasi pilar kedua AUKUS, khususnya teknologi baru dan apa arti hal tersebut serta peluang yang mungkin berarti bagi Selandia Baru untuk berpartisipasi (masuk). Kami akan berupaya menyelesaikannya pada tahun depan seiring kami memahami lebih lanjut dan memikirkan peluang yang mungkin ada bagi kami," lanjut Luxon.

Albanese mengatakan bahwa mereka membahas pilar kedua AUKUS dalam pertemuan mereka hari ini.

"Salah satu yang kami diskusikan pada hari ini dengan pilar kedua, seperti yang telah disebutkan oleh perdana menteri, adalah mengenai berbagai macam teknologi baru," kata Albanese, berdasarkan transkrip resmi.

Kedua pemimpin tersebut juga membahas berbagai isu, termasuk meningkatkan kerja sama di bidang perdagangan, keamanan, ilmu pengetahuan, dan memerangi perubahan iklim.

Baca juga: China: AUKUS bawa kerugian, bukan manfaat di Asia Pasifik
Baca juga: AS sebut pintu terbuka bagi Selandia Baru untuk bergabung AUKUS
Baca juga: Putin sebut ada kemungkinan AUKUS integrasi dengan NATO


Sumber: Anadolu

Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023