Bandung (ANTARA News) - Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat meminta kabupaten/kota memperbaiki jalur-jalur alternatif agar bisa digunakan pada mudik Lebaran 2016, sekaligus bisa menunjang kelancaran arus lalu lintas.

"Terkait jalur alternatif saya sudah kirim surat permintaan ke kabupaten/kota jadi mereka harus memperbaiki ruas alternatif," kata Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat M Guntoro di Gedung Sate Bandung, Senin.

Menurut dia berdasarkan catatan Dinas Bina Marga Jawa Barat jumlah jalur alternatif di Jawa Barat yang dilintasi pemudik lebih dari 30 ruas salah satunya di Jalur Pantura Jawa Barat saja ada 10 jalur alternatif yang meliputi Purwakarta, Subang hingga Indramayu.

"Untuk yang di pantura ada 10, jalur selatan dan tengah juga jumlahnya sekitar 10 ruas, hal ini harus mantap," kata dia.

Ia menyontohkan di Jalur Pantura seperti jalur Wanayasa, Purwakarta hingga Kabupaten Subang kerap menjadi lintasan pemudik yang hendak ke jalur tengah dan timur.

"Kemudian ada juga Patrol Indramayu yang menjadi favorit pemudik yang hendak melintas ke Jawa Tengah. Cukup banyak ruasnya, pokoknya daerah harus turut mendorong kelayakan jalan," katanya.

Walaupun didorong memperbaiki jalur alternatif, kata dia, sampai saat ini belum ada daerah yang mengajukan permintaan bantuan pendaaan pemeliharaan jalan.

Menurutnya daerah sudah pasti memiliki anggaran pemeliharaan jalan sendiri sehingga kewajiban perbaikan harus dianggap sebagai hal rutin.

Lebih lanjut M Guntoro mengatakan, perbaikan jalur provinsi yang sudah mantap tidak akan berhenti hanya untuk kebutuhan mudik dan balik lebaran dan anggaran untuk perbaikan jalan akan dilakukan sepanjang tahun.

"Terus saja kami tidak berhenti hanya untuk mudik saja, karena jalan ini kan harus terus dipelihara," katanya.

Oleh karena itu untuk menghadirkan kenyamanan pengguna jalan pada saat arus mudik dan arus balik, Pemerintah Kabupaten Purwakarta melalui Dinas Bina Marga dan Pengairan memperbaiki sejumlah jalur alternatif.

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016