Moskow (ANTARA News) - Peluang produk Indonesia memasuki pasar Rusia terbuka lebar seiring dengan perkembangan ekonomi dan perdagangan negara itu yang makin terbuka dan meningkatnya jumlah penduduk berpendapatan menengah ke atas, kata Dubes Indonesia untuk Rusia M. Wahid Supriyadi.

"Rusia merupakan pasar ekspor yang prospektif dan menawarkan peluang bagi masuknya komoditas Indonesia ke pasar dalam negeri negara ini," katanya kepada pers seperti dilaporkan wartawan Antara, Mohammad Anthoni, dari Moskow, pertengahan pekan ini.

Menurut dia, beberapa produk ekspor unggulan Indonesia dapat mengisi kebutuhan konsumsi dalam negeri Rusia, seperti minyak kelapa sawit, kopi, teh, cokelat, mebel, dan produk makanan, seperti buah-buahan tropis, ikan, dan produk laut.

Data dari KBRI Moskow menunjukkan dalam kurun 2012-2014 terdapat peningkatan yang cukup signifikan dalam perdagangan bilateral Indonesia dan Rusia. Pada 2013 nilai perdagangan mencapai 3,5 miliar dolar AS.

Sejumlah sanksi yang diberlakukan Barat terhadap Rusia pada 2014 juga berdampak pada perdagangan bilateral Indonesia-Rusia sehingga terdapat penurunan nilai perdagangan pada 2014 menjadi 2,6 miliar dolar AS.

"Indonesia mengalami surplus relatif sedikit," kata Dubes Wahid.

Ia mengatakan adanya kecenderungan terjadi peningkatan nilai perdagangan rata-rata 13,03 persen setiap tahun dalam lima tahun terakhir.

Di bidang investasi, terdapat peningakatan dalam realisasi penanaman modal Rusia di Indonesia dengan persentase di atas 70 persen pada 2014 dibandingkan dengan pada 2012.

Berdasarkan data BKPM, untuk periode 2009-2014 terdapat 44 proyek investasi Rusia-Indonesia dengan total 7,46 juta. Bidang investasi Rusia ke Indonesia meliputi sektor energi, pertambangan, transportasi, dan infrastruktur.

Beberapa proyek yang sedang dalam finalisasi antara lain pembangunan jalur kereta api khusus di Kalimanatan Timur oleh perusahaan Russian Railways (RZD) senilai 2,5 miliar dolar.

Rencana pembangunan "smelter" oleh perusahaan Russain Alumunium (RusAl) di Kalimantan Barat dan rencana pembangunan pabrik "ferronickel" di Sulawesi, kerja sama perusahaan truk Kamaz dengan PT Teknika Ina untuk pembangunan pabrik truk Kamaz di Indonesia.

Russian National Investment Agency merealaisasikan pembangunan resort senilai lima juta dolar di Pulau Bintan.

Data dari Kementerian Perdagangan RI menunjukkan di bidang ekspor nonmigas Indonesia ke berbagai negara, Rusia berada di peringkat 28 pada periode Januari-Februari 2015 dengan nilai ekspor 123,8 jurta dolar, sedangkan impor nonmigas Indonesia dari berbagai negara, Rusia menduduki peringkat 19 pada periode yang sama dengan nilai impor sebesar 145,9 juta dolar.

Hubungan diplomatik Indonesia-Rusia secara resmi dibuka pada 3 Februari 1950. Dalam perkembangannya, hubungan Indonesia-Uni Soviet/Rusia mengalami pasang surut.

Memasuki abad 21 hubungan bilateral Indonesia-Rusia mengalami perkembangan yang signifikan sejak penandatanganan "Deklarasi tentang Kerangka Hubungan Persahabatan dan Kemitraan antara Republik Indonesia dan Federasi Rusia dalam Abad 21".

Indonesia dan Rusia telah memiliki sedikitnya 45 perjanjian yanag ditandatangani dalam berbagai bidang, seperti penanganan terorisme, militer, ekonomi, perdagangan, perbankan, lingkungan hidup, ruang angkasa, nuklir untuk tujuan damai, teknologi, pendidikan, kebudayaan dan pariwisata.

Pewarta: Mohammad Anthoni
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016