Pekanbaru (ANTARA News) - Kepala Kepolisian Daerah Riau, Brigadir Jenderal Supriyanto langsung bertolak ke Kabupaten Kepulauan Meranti pasca bentrok warga dan polisi setempat hingga menyebabkan seorang warga tewas.

"Saya berharap masyarakat dan petugas tetap menjaga ketentraman dan saling menahan diri. Saya pastikan akan menindak tegas anggota yang terbukti bersalah," kata Kapolda kepada pers di Pekanbaru, Jumat.

Supriyanto bersama sejumlah unsur pimpinan jajaran Polda Riau bergerak ke Meranti pada Kamis malam tadi guna memastikan kondisi di Kota Selatpanjang, Meranti pasca kerusuhan.

Tiba di Selatpanjang, Kapolda bersama jajaran langsung menyambangi kediaman keluarga Apri Andi Pratama (24), tersangka pembunuh polisi yang tewas saat penangkapan.

Kepada keluarga Andi, Supriyanto berjanji dirinya akan memimpin langsung proses penyelidikan dugaan pelanggaran prosedur hingga menyebabkan pegawai honorer Dispenda Meranti itu tewas ditangan polisi.

Selain itu, tidak lupa ia menyampaikan belasungkawa sedalamnya terkait peristiwa tersebut. Setelah mengunjung kediaman keluarga Andi, Kapolda yang kala itu didampingi tokoh masyarakat juga mengunjungi kediaman keluarga Isrusli. Seorang warga setempat yang tewas saat bentrok dengan anggota Polres Kampar pada Kamis siang kemarin.

Apri Andi Pratama merupakan tersangka penikaman seorang anggota Polres Meranti, Brigadir Adil Tambunan. Adil pada Kamis dinihari pukul 01.45 WIB tewas dengan sejumlah luka senjata tajam pada sekujur tubuh. Pasca kejadian itu Kapolres Meranti AKBP Asep Iskandar memerintahkan anggotanya untuk mengejar pelaku.

Pelaku Andi berhasil dibekuk sekitar pukul 03.30 WIB atau dua jam pasca pembunuhan itu. Pelaku pembunuhan dibekuk anggota di Desa Mekarsari, Kecamatan Merbau.

Pada saat penangkapan, pelaku dikabarkan melawan petugas menggunakan badik sehingga polisi yang sudah melakukan upaya persuasif dan memberikan dua kali tembakan peringatan terpaksa kali pada bagian kaki untuk melumpuhkan.

Tidak lama berselang, pelaku meninggal. Sejumlah desas-desus menyebutkan pelaku tewas akibat dianiaya polisi setelah tertangkap. Namun, hal itu dibantah Kabid Humas Polda Riau, AKBP Guntur Aryo Tejo.

"Pelaku tewas akibat kehabisan darah saat akan dibawa ke RSUD," jelas Guntur.

Pasca tewasnya Andi, masyarakat Selatpanjang ramai-ramai mendatangi RSUD Meranti untuk menyaksikan langsung. Jumlah warga semakin banyak hingga mencapai ribuan. Warga menilai polisi secara sengaja menghabisi Andi pada saat penangkapan.

Suasana semakin memanas menjelang Kamis siang. Sekitar 2.000 warga berkumpul dan bergerak dari RSUD ke Mapolres Meranti. Massa mengepung Mapolres dan melempari dengan batu. Polisi bertahan dengan temeng dan sesekali meletuskan senjata peringatan ke udara. Namun jumlah massa semakin banyak hingga terakhir seorang warga terjatuh dengan luka bocor pada bagian kepala.

Belum diketahui pasti penyebab tewasnya warga bernama Isrusli tersebut. Namun polisi mengklaim bahwa korban tewas akibat terkena lemparan batu sementara warga menyebut korban tewas akibat peluru nyasar.

Saat ini, ratusan personil gabungan Brimob Polda Riau, Polres Bengkalis dan Polres Siak dikerahkan ke Meranti untuk mengantisipasi kerusuhan susulan.

Pewarta: Fazar Muhardi & Anggi Romadhoni
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016