Teheran (ANTARA News) - Presiden Iran, Hassan Rouhani, mengatakan, Rabu (9/11) “tidak mungkin” kesepakatan nuklirnya dengan para negara adidaya dibatalkan oleh presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, terlepas dari ancaman untuk membatalkannya.

“Sepengetahuan Iran dalam kesepakatan nuklir adalah bahwa kesepakatan tersebut tidak dicapai dengan satu negara atau pemerintah tapi disetujui oleh resolusi Dewan Keamanan PBB dan tidak mungkin itu dapat diubah oleh satu pemerintah,” kata Rouhani, kepada kabinetnya, menurut televisi pemerintah seperti dilansir AFP.

Kesepakatan tahun lalu dengan para negara adidaya berujung pada pencabutan sanksi internasional terhadap Iran sebagai imbalan atas jaminan bahwa pihaknya tidak akan melanjutkan pengembangan senjata nuklir.

Dalam kampanye pemilihan umum, Trump menyebut kesepakatan itu “bencana” dan mengatakan membatalkan perjanjian tersebut merupakan “prioritas utamanya.”

Rouhani, seorang moderat yang berusaha mempererat hubungan dengan negara Barat, mengatakan posisi Amerika Serikat di dunia melemah karena “kebijakan yang salah.”

“Amerika Serikat tidak lagi memiliki kemampuan untuk menciptakan fobia Iran dan konsensus terhadap Iran,” imbuhnya.

Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016