London (ANTARA News) - Universitas Sultan Qaboos (SQU) Oman, perguruan tinggi negeri pertama dan satu-satunya di Oman sejak 1986, menyatakan ketertarikan untuk mempelajari perkembangan bank syariah dari Indonesia.

Hal itu dikemukakan Vice Chancellor SQU, Ali Saud Al Bemani, dan Assistant Vice Chancellor for International Cooperation, Mona Al Fahad Al Said dalam pertemuan dengan Dubes RI KBRI Muscat Musthofa Taufik Abdul Latif, bersama delegasi dari Institut Agama Islam Sahid (INAIS), demikian keterangan Penerangan, Sosial dan Kebudayaan di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Muscat, R.M. Virgino Rikaryanto, kepada ANTARA News, Sabtu.

Kedatangan delegasi perguruan tinggi INAIS di bawah naungan Yayasan Wakaf Sahid Husnul Khotimah yang dibentuk pada 2008, dalam rangka penjajakan kerja sama dengan dua perguruan tinggi terkemuka di Oman, yaitu Sultan Qaboos University University dan College of Sharia Sciences.

Dalam kunjungan itu INAIS dipimpin Ketua Harian/Pembina dan Pengembang Yayasan Wakaf Sahid Husnul Khotimah, Sri Bimastuti Handayani Sukamdani, serta Rektor INAIS Prof. Dr. Musa Hubeis.

Meskipun Oman negara muslim, namun perbankan syariah relatif baru berkembang dengan dikeluarkannya ketentuan perbankan syariah pada 2011.

Pertemuan itu juga menjajaki kerja sama lainnya, seperti riset bersama dan pertukaran dosen maupun mahasiswa.

Terdapat sembilan fakultas di SQU, yaitu Hukum, Pendidikan, Ekonomi dan Politik, Pertanian dan Maritim, Kedokteran, Teknik, Seni dan Budaya, Ilmu Pengetahuan Alam dan Keperawatan dengan pengajaran dalam bahasa Inggris (70%) dan bahasa Arab (30%).

SQU memiliki lebih dari 18.000 mahasiswa dan sekitar 6.000 staf, termasuk dua dosen dari Indonesia.

Rombongan INAIS juga berkunjung ke College of Sharia Sciences (CSS) yang disambut Dekan CSS Abdullah Al Hashimi, serta Penasihat Menteri, Zeyad Talib Al Mawaly, dan sejumlah pengurus fakultas.

CSS merupakan insitut ilmu agama Islam yang dibentuk tahun 2000, perguruan tinggi negeri berada di bawah naungan Kementerian Wakaf dan Agama Oman. Saat ini, hanya ada dua mahasiswa asal Indonesia yang tengah menuntut ilmu di sana.

Dalam kesempatan tersebut, kedua pihak menyatakan ketertarikan menjalin kerja sama yang lebih erat, antara lain pemberian beasiswa bagi mahasiswa Indonesia maupun dengan metode perkuliahan jarak jauh.

Dubes RI untuk Oman, Musthofa Taufik Abdul Latif, menyatakan bahwa pihak Oman terkesan dengan sambutan dan sangat antusias untuk menjalin kerja sama dengan mitranya dari Indonesia, terlebih dalam perbankan syariah yang lebih dulu dipraktikkan di Indonesia.

Menurut Musthofa, kedatangan pengurus perguruan tinggi INAIS ke Oman menunjukkan Indonesia memiliki potensi kerjasama di bidang akademik yang bisa dikembangkan lebih jauh bersama Oman.

Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016