Jakarta (ANTARA News) - Presiden terpilih Donald Trump akhirnya menyampaikan jumpa pers, Rabu waktu AS lalu.

Dia mengklaim telah berulang kali menggelar jumpa pers. Tidak cuma itu, Trump menyampaikan beberapa klaim yang disebut harian Washington Post tidak berdasarkan fakta.

Inilah 11 pernyataan ngawur Donald Trump dalam jumpa pers Rabu itu.

1. Dia bilang, "Ini tempat paling familiar, konferensi pers, karena kami menggelarnya hampir setiap hari."
Fakta: dia baru sekali menggelar konferensi pers setelah masa pemilihan pendahuluan untuk penentuan calon presiden dari partai (primary). Terakhir kali dia menggelar konferensi pers pada 27 Juli.

2. Trump mengklaim, "Anda sudah saksikan kemarin Fiat Chrysler; perusahaan yang amat sangat besar akan membangun pabrik di negeri ini, tidak di negara lain. Ford baru saja mengumumkan akan menutup pabriknya senilai satu miliar dolar di Meksiko dan mereka akan pindah ke Michigan serta berekspansi, sangat substansial, pabrik yang akan berdiri."

Fakta 1: Sergio Marchionne, Kepala Eksekutif Fiat Chrysler, menyebutkan bahwa pabrik di Michigan itu sudah dibangun sejak setahun silam dan tak ada hubungannya dengan Trump, melainkan karena ada tuntutan dari Serikat Pekerja Otomotif.
Fakta 2: Ford pindah ke Michigan karena ingin mengembangkan mobil listrik dan Ford tahu akan lebih mudah mencari SDM berkeahlian tinggi dalam bidang mobil listrik di AS ketimbang SDM di Meksiko.

3. Trump berkata, "Ketika kita kehilangan 22 juta nama dan segalanya yang diretas baru-baru ini, mereka (Demokrat dan pemerintahan AS sekarang) tidak memasalahkannya. Itu hal luar biasa. Kemungkinan besar China pelakunya."

Fakta 1: China meretas 22 juta akun pada Badan Manajemen SDM Amerika Serikat (OPM), bukan 22 juta orang.
Fakta 2: China meretas AS dengan tujuan memata-matai AS seperti AS memata-matai China atau negara lainnya di dunia ini, sebaliknya Rusia tidak sekadar memata-matai AS sewaktu meretas Pemilu AS karena ingin juga merusak dan mempengaruhi proses politik di AS dengan memburuk-burukkan citra lawan Trump dalam Pemilu, Hillary Clinton dan Partai Demokrat, sehingga rakyat AS terpengaruh tidak memilih Hillary.

4. Trump menuduh, "Komite Nasional Demokrat (DNC) luar biasa terbuka untuk diretas. Mereka payah sekali. Mereka berusaha meretas Komite Nasional Republik (RNC), dan mereka tak mampu membobolnya."
Fakta 1: Direktur FBI James B. Comey mengungkapkan ada bukti bahwa domain-domain lama RNC juga diretas Rusia tetapi tidak ada informasi yang bocor. Comey bilang Rusia lebih besar-besaran meretas DNC ketimbang RNC.
Fakta 2: Laporan intelijen yang dirilis 5 Januari memaparkan bagaimana pemerintah Rusia menggunakan troll-troll internet dan RT (saluran berita internasional milik Rusia) untuk membesar-besarkan laporan negatif menyangkut Hillary Clinton dan demokrasi AS.

5. Trump menghakimi, "Pemerintahan (Presiden Barack Obama) ini telah menciptakan ISIS dengan meninggalkan (Irak) pada saat yang tidak tepat. Kekosongan tercipta, ISIS pun terbentuk."

Trump jelas-jelas menggampangkan masalah yang sebenarnya rumit.
Fakta: ISIS lahir sebagai jawaban atas invasi AS ke Irak pada 2003, namun sebenarnya mulai meredup setelah pemerintahan George Bush berkuasa pada 2008. Perang saudara di Suriah kemudian menghidupkan sebuah organisasi yang sebenarnya akan mati itu. Konflik di Suriah menciptakan kekosongan sempurna dalam pemerintahan, dan oleh karena itu perang saudara menjadi peluang untuk menghidupkan lagi organisasi teror semacam ISIS.
ISIS kemudian melihat peluang untuk hidup lagi di Irak. Salah satu faktornya adalah penarikan mundur pasukan AS yang diperintahkan Presiden Obama. Tetapi itu juga terjadi karena manajemen korup dari pemerintahan Perdana Menteri Irak Nouri al-Maliki yang telah mendegradasi militer Irak dan memperburuk ketegangan antara Sunni dan Syiah di negeri itu.

6. Trump sesumbar, "Saya tak punya kesepakatan apa pun di Rusia karena kami menjaga jarak. Dan saya tak punya utang kepada Rusia."
Fakta: Trump berulang kali berusaha membuka bisnis di Rusia. Pada 1987, dia pergi ke Moskow untuk mencari tempat bagi dibangunnya hotel mewah di sana, tapi tak berhasil. Pada 1996, dia pernah mau membangun kompleks kondominium di Rusia, tetapi kembali gagal. Pada 2005, Trump menandatangani kesepakatan berjangka satu tahun dengan sebuah perusahaan pengembang New York untuk menjajaki pembangunan Menara Tower di Moskow, dan sekali lagi gagal.
Dalam sebuah pidato pada 2008, Donald Trump Jr. jelas-jelas menyebutkan bahwa keluarga Trump ingin berbisnis di Rusia, tapi menghadapi kesulitan. Mengapa Rusia? Karena mereka melihat ada lalu lintas uang yang luar biasa besar dari Rusia.
Alan Garten dari Trump Organization pernah berkata kepada Washington Post bahwa, "Saya tak punya keraguan, sebagai perusahaan, saya tahu kami mengincar kesepakatan bisnis di Rusia."

7.   Trump mengaku, "Saya tak menghadapi situasi konflik (kepentingan) karena saya presiden."
Pada dasarnya omongan dia benar. Undang-undnag AS memang tidak menyatakan presiden AS tak boleh memiliki benturan kepentingan. Namun Kongres, berdasarkan Ayat 18 Bab 208 Undang-undang AS, mewajibkan presiden dan wakil presiden bebas dari konflik kepentingan karena presiden yang terlalu berkuasa bisa menciptakan potensi konflik kepentingan.

8. Trump berkilah, "Satu-satunya yang mempedulikan pembayaran pajak saya adalah wartawan. Kalian hanya tahu sedikit soal pembayaran pajak."

Fakta: Trump salah karena menurut jajak pendapat Pew Research Center dari 4 sampao 9 Januari menunjukkan bahwa 60 persen warga AS yakin Trump bertanggung jawab mengumumkan pembayaran pajaknya.
Para pakar pajak mengatakan pembayaran pajak bisa menjadi petunjuk mengenai pengeluaran kekuangan seseorang untuk sektor-sektor penting tertentu.
Pembayaran pajak juga akan mengungkapkan pendapatan per tahun seseorang. Dari pembayaran pajak, para pemilih akan atau dari mana sumber pendapatan seorang kandidat. Pembayaran pajak juga bisa mengungkapkan berapa banyak yang disumbangkan seseorang untuk yayasan atau amal. Semua orang tahu berapa dana yang dikeluarkan Mitt Romney, Bill dan Hillary Clinton untuk yayasan karena ada informasi pajaknya. Sebaliknya Trump tak ada yang tahu dan membenarkan klaim bahwa Trump telah mendonasikan 102 juta dolar AS untuk kegiatan yayasan dalam lima tahun terakhir, karena tidak ada data pajaknya. Ttapi investigasi yang dilakukan Washington Post menunjukkan tak ada satu sen pun dana Trump untuk yayasan.
Terakhir catatan pajak akan mengungkapkan berapa persen dari total pendapatan Trump yang dialokasikan untuk pajak.

9.   Trump berpendapat, "Kita rugi ratusan miliaran dolar setiap tahun, ratusan miliar dolar akibat berdagang dengan China dan ketidaksetimbangan perdagangan dengan Jepang, dengan Meksiko, dengan semua pihak."
Fakta: Defisit perdagangan tercipta ketika rakyat di negara pertama membeli barang lebih banyak dari negara kedua, dari pada rakyat di negara kedua yang membeli barang dari negara pertama.
Pernyataan Trump bahwa ada rugi miliaran dolar AS dalam perdagangan mencerminkan kesalahmengertian yang fundamental. Rakyat Amerika ingin membeli barang dari luar negeri, karena dua hal, yaitu karena lebih murah atau kualitasnya lebih bagus. Jika perang dagang yang dilancarkan Trump menaikkan harga produk China atau Meksiko, maka sama halnya dengan menaikkan harga produk-produk itu di mata warga Amerika. Mungkin itu akan menekan pembelian barang-barang buatan China, Meksiko atau lainnya, dan akhirnya mengurangi defisit perdangan, tetapi itu tidak berarti AS menangguk uang yang hilang akibat defisit.

10.  Trump berpandangan, "Ada 96 juta orang yang sungguh ingin bekerja dan mereka tidak bisa mendapatkannya. Anda tahu kisah itu. Angka sungguhan, itu angka sungguhan.”
Ini absurd.
Fakta: Biro Pusat Statistik AS (BLS) menyebutkan per Desember 2016, ada 95.1 juta warga AS muda di atas 16 tahun tidak masuk angkatan kerja. Angka ini adalah selisih dari jumlah penduduk AS 253,9 juta jiwa terhadap 159,5 juta warga yang masuk angkatan kerja.
Namun angka pengangguran sebenarnya hanya 4,7 persen karena hany 7,5 juta orang yang aktif mencari kerja dan tak mendapatkannya. Artinya Anda harus sedang mencari pekerjaan untuk disebut angkatan kerja.
Lalu siapa 95 juta yang tidak masuk angkatan kerja itu? BLS punya data pada 2015 yang menunjukkan 93 persen dari angka itu sama sekali tidak ingin bekerja karena angka 95 juta itu terdiri dari pensiunan, pelajar atau mahasiswa, ibu rumah tangga dan kaum difabel.

11. Trump mengkritik, "Saya kira adalah memalukan informasi palsu, bohong dan tidak pernah terjadi bisa tersebar ke publik."
Fakta: Ironisnya Trump adalah juara dalam menyebarluaskan kabar bohong yang tidak didasari fakta, salah satunya menyebut Obama tidak dilahirkan di AS. Dia juga menuduh Obama telah mengeluarkan dana 2 juta dolar AS untuk menutup-nutupi soal ini. Anehnya dia kerap mencomot informasi dari World Net Daily yang gemar menyebarkan skenario-skenario konspiratif.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017