Jakarta (ANTARA News) - Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSS) menyatakan bahwa peraturan yang akan digunakan di Piala Presiden 2017 masih didiskusikan dengan manajer dan pemilik seluruh klub yang terlibat di dalamnya.

Direktur Event PSSI Erlangga Arya di Jakarta, Selasa, mengatakan regulasi seperti pembatasan usia pemain dan aturan pemain asing dua plus satu, yang rencananya akan diuji coba di Piala Presiden sebelum nantinya diterapkan di liga, mendapat penolakan dari beberapa klub.

Aturan pemain asing dua plus satu sendiri adalah setiap tim bisa mengontrak dua pemain asing dari berbagai negara dan satu pemain asing dari Asia. Pembatasan usia maksudnya setiap tim diperbolehkan memiliki maksimal dua pemain berusia 35 tahun ke atas.

"Klub menganggap ajang Piala Presiden merupakan ajang untuk menyeleksi pemain baru, bukan cuma lokal tetapi asing. Jadi mereka ingin pemain asing yang bermain bisa lebih banyak," kata Erlangga.

Oleh karena itu, lanjut dia, PSSI dan pihak klub terus melakukan pembicaraan demi menemukan formasi regulasi yang cocok, mengingat kompetisi ini dipastikan bergulir pada Sabtu (4/2).

Salah satu klub yang tidak ingin adanya pembatasan pemain asing di Piala Presiden adalah Persipura. Media Officer klub Mutiara Hitam, Bento Madubun menuturkan, pihaknya menolak kalau regulasi tersebut dijadikan acuan di Piala Presiden 2017.

"Ini kan ajang pra-musim, jadi seharusnya punya aturan yang lebih terbuka. Regulasi yang tertutup akan membuat pilihan pemain jadi terbatas," tutur Bento.

Piala Presiden 2017 sendiri dipastikan bergulir mulai Sabtu (4/2) dan diikuti 20 klub, di mana 18 klub merupakan peserta ISL dan dua klub lainnya adalah juara serta peringkat kedua Indonesia Soccer Championship (ISC) B.

Tim-tim tersebut bergabung dalam lima grup, yang akan bermain di lima stadion berbeda yang ditunjuk sebagai tuan rumah yaitu Stadion Maguwaharjo, Sleman; Stadion Kanjuruhan, Malang; Stadion Jalak Harupat, Bandung; Stadion Kapten I Wayan Dipta, Bali; dan Stadion Gelora Bangkalan, Madura.

Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017