Ini demokrasi. Kita harus belajar menghargai perbedaan, jangan memaksakan kehendak."
Jakarta (ANTARA News) - Menjadi salah satu artis pendukung pasangan calon dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah tidak membuat Slank mewajibkan para penggemarnya yang akrab dipanggil Slankers untuk mengikuti pilihan politik mereka.

"Ini demokrasi. Kita harus belajar menghargai perbedaan, jangan memaksakan kehendak," kata Bimbim Slank dalam temu media #KonserGue2 di markas Slank Gang Potlot Jakarta, Jumat.

"Walaupun Slankers enggak memilih 2 (nomor urut 2) itu enggak apa-apa itu pilihan dia," sambung dia.

Bimbim mengaku tidak sedikit Slankers yang menyatakan sikap untuk berbeda pandangan politik dengan Slank.

"Banyak kok yang bilang 'sorry mas kita beda, tapi gue tetep Slankers,' gue tambah respect sama itu orang, tapi kalau yang belum apa-apa sudah maki-maki, ya gue block saja," ujar dia.

Slank sebelumnya juga telah ikut berkampanye dalam Pemilihan Presiden 2014 silam di mana band berusia 33 tahun itu mendukung presiden Joko Widodo. Keputusan Slank tersebut menuai pro dan kontra dari Slankers.

Mereka kemudian menulis lagu "Salam Dua Jari" yang ditujukan kepada Slankers di mana liriknya berisi "kalau beda jangan sensi."

"Dulu saja gue satu meja makan sama bokap beda, terus apa gue harus gebuk-gebukan sama bokap gue? kan enggak. Jadi, santai saja," ujar Bimbim.

Baca juga: Slank bikin lagu untuk Ahok

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017