Padang (ANTARA News) - Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Samudera Padang, Sumatera Barat mengharapkan bantuan dari pemerintah dalam upaya yang dilakukan untuk pelestarian penyu di kawasan Pasia Jambak.

Ketua Pokmaswas Padang, Pati Hariyos di Padang, Minggu, mengatakan untuk dapat melakukan konservasi secara maksimal ia membutuhkan beberapa fasilitas tambahan, salah satunya adalah sarana transportasi berupa kapal.

"Beberapa waktu belakangan memang sudah ada bantuan dari pemerintah, akan tetapi saat ini kapal sangat dibutuhkan guna mengumpulkan telur penyu yang akan ditetaskan," ujarnya.

Ia mengatakan hingga saat ini ia harus berlomba-lomba dengan para pencari telur penyu ilegal dan lebih sering ketinggalan karena beberapa telur itu ada di pulau, sementara ia tidak mempunyai kapal untuk ke sana.

Selama ini dalam melakukan konservasi, ia mendapatkan telur penyu dari para penjual telur ilegal karena kebanyakan telur itu didapatkan di pulau-pulau sekitar Pasia Jambak.

"Sebenarnya saya bisa mencari telur penyu sendiri tanpa harus membeli, akan tetapi saya tidak mempunyai kapal sementara sebagian besar penyu itu bertelur di pulau," katanya.

Ia menjelaskan untuk melakukan pelepasan tukik pun tak jarang ia harus menyewa kapal hingga Rp300.000, karena pelepasan dilakukan di daerah Pulau Sao.

"Memang butuh biaya yang besar untuk melakukan konservasi dan selama ini hal itulah yang saya hadapi, semoga ke depan pemerintah terkait bisa mempertimbangkan harapan saya," katanya.

Sementara itu pemerhati penyu dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Yayasan Cahaya Maritim, Nofri Yani mengatakan terancamnya populasi penyu saat ini tidak hanya karena faktor alam, akan tetapi juga karena faktor manusia.

"Sekali pun telah dilarang, akan tetapi hingga saat ini masih terjadi pencurian telur penyu secara ilegal oleh pihak tak bertanggung jawab untuk kepentingan pribadi sehingga dapat memutus mata rantai regenerasi penyu," katanya.

Pewarta: MR Denya Utama
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017