Raqqa adalah kota jauh lebih kecil dari Mosul, tapi jelas akan dipertahankan dengan sangat keras oleh ISIS."
Erbil, Irak (ANTARA News) - Pasukan Suriah dukungan Barat ditargetkan harus mengepung ibu kota ISIS di Suriah pada musim semi tahun ini, kata Menteri Pertahanan Inggris Michael Fallon.

"Saya berharap bahwa pengepungan selesai pada musim semi, dan gerakan membebaskan Raqqa dimulai setelah itu," kata Fallon kepada wartawan di Erbil, ibukota wilayah otonomi Kurdi di Irak utara, Sabtu (11/2).

Musim semi biasa berlangsung pada Maret hingga Mei di belahan Benua Eropa.

Pasukan Demokratik Suriah, yang termasuk petempur kuat YPG Kurdi Suriah, melancarkan gerakan militer di kota Raqqa pada November 2016, demikian laporan Reuters.

Bulan ini diumumkan sebagai awal tahap baru serangan untuk menyelesaikan pengepungan atas kota itu dan memotong jalan ke kubu petempur di Deir al-Zor, sisi tenggara kota Raqqa.

ISIS berjuang keras mempertahankan pijakannya di Suriah karena kehilangan wilayah di Irak.

Pasukan Irak dan Kurdi yang didukung Amerika Serikat (AS) pada bulan lalu melucuti militan dari sisi timur Mosul, kubu kota terakhir ISIS di Irak, dan sedang menyiapkan serangan pada bagian kota yang terletak di sebelah barat sungai Tigris.

"Raqqa adalah kota jauh lebih kecil dari Mosul, tapi jelas akan dipertahankan dengan sangat keras oleh ISIS. Itu berarti operasi untuk membebaskan Raqqa harus disiapkan dengan sangat hati-hati, sebagaimana operasi di Mosul," kata Fallon.

Ia menambahkan, "Saat Raqqa dibebaskan setelah Mosul, kita akan melihat awal dari akhir pemerintahan yang mengerikan ini," katanya.

ISIS menyatakan kekhalifahan di Suriah dan Irak pada 2014.

Inggris adalah bagian dari sekutu pimpinan AS guna mendukung pasukan memerangi ISIS di Irak dan Suriah.

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017