Minahasa Tenggara (ANTARA News) - Warga Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara (Sulut), diminta lebih selektif dan berhati-hati dalam memilih kerja di luar daerah.

"Kami dari pemerintah kabupaten (Pemkab) mengimbau kepada seluruh warga untuk lebih selektif, dan berhati-hati jika mendapat tawaran kerja di luar daerah," kata Juru Bicara Pemkab Minahasa Tenggara Franky Wowor di Ratahan, Minggu.

Menurut Franky, tawaran upah yang besar, serta jaminan kerja lainnya dari perusahaan tidak menjamin para pekerja mendapatkan perlakuan yang manusiawi.

Hal tersebut menurut Franky, berkaca dari pengalaman 18 pekerja asal Minahasa Tenggara yang ditelantarkan salah satu perusahaan kelapa sawit di Provinsi Kalimantan Tengah.

"Harus menjadi pengalaman kita bersama, bagaimana saudara-saudara kita asal Minahasa Tenggara yang dijanjikan gaji yang besar, tapi saat sampai ditempat kerjanya justru mendapat perlakuan tidak manusiawi," ujarnya.

Ia menambahkan, pihak Pemkab akan sepenuhnya memberikan pengertian dan penguatan kepada masyarakat agar tidak menjadi korban kekerasan maupun penelantaran saat bekerja di luar daerah.

"Sepenuhnya apa pun yang terjadi pada warga Minahasa Tenggara yang mendapatkan perlakuan kurang mengenakan akan kita beri perlindungan. Makanya kami meminta agar warga lebih waspada jika ingin bekerja di luar daerah," tandasnya.

Sementara itu anggota Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Minahasa Tenggara Vocke Ompi mengharapkan, agar warga lebih waspada sebelum menerima tawaran kerja di luar daerah.

"Hal yang harus diperhatikan bagi seluruh warga sebelum menerima kerja adalah kejelasan lokasi tempat bekerja,para apa yang akan dikerjakan, jaminan-jaminan apa yang akan diberikan oleh pihak pemberi kerja. Jangan langsung tergiur dengan janji-janji upah yang besar," katanya.

Vocke pun meminta warga di Minahasa Tenggara saling mengingatkan, agar tidak cepat tertutup dengan janji-janji yang kurang jelas untuk bekerja di luar daerah.

(T.KR-AIK/E001)

Pewarta: Arthur Ignasius Karinda
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017