Setelah pameran dan presentasi ini, selanjutnya potret-potret kehidupan kampung di Surabaya ini akan diteliti dengan kehidupan warga di sana dan dikemas melalui program bersama
Surabaya (ANTARA News)) - Mahasiswa S-2 Fakultas Sosial dan Budaya Antropologi University of Vienna, Austria, memamerkan potret kehidupan warga kampung di Surabaya yang merupakan hasil studi eksekursi selama sebulan di kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Rabu.

Perwakilan dari University of Vienna, Dr Gabriele Wiechart, mengatakan, pameran ini merupakan salah satu bagian dari program bertajuk Anthropology Exploration of Surabaya's Kampung, 20 Maret hingga awal April 2017.

"Setelah pameran dan presentasi ini, selanjutnya potret-potret kehidupan kampung di Surabaya ini akan diteliti dengan kehidupan warga di sana dan dikemas melalui program bersama," ujarnya.

Selama sebulan, kata Gabriele, mahasiswanya diharuskan menetap di rumah warga dan meneliti sejumlah kampung di Surabaya seperti Kampung Lawas Maspati, Margorukun, dan Jemur Wonosari.

"Anthropology Exploration of Surabaya's Kampung merupakan program pendek bagi mahasiswa yang difasilitasi kampus. Sebelumnya, mahasiswa secara personil sudah mengunjungi beberapa kota di beberapa negara," kata dosen dan juga peneliti senior di Austria itu.

Dia menjelaskan, program ini masuk kurikulum antropologi sosial budaya. Mahasiswa yang mengambil master wajib mengikutinya. "Karena antropologi harus kerja di lapangan, tinggal bersama masyarakat. Jadi mereka harus menyesuaikan cuaca, makanan dan juga budaya," kata dia.

Kendati bukan dari fakultas teknik, pihaknya menggandeng ITS untuk menggarap program ini dengan harapan bisa membangun dan mewujudkan kampung Surabaya di Austria.

Dia menambahkan, sebelum terjalin kerja sama, antara University of Vienna dan ITS aktif berkomunikasi melalui email sehingga program terlaksana. "Cuma Indonesia negara di Asia yang kami datangi. Selain itu Surabaya menjadi satu-satunya kota di Indonesia," ucapnya.

Dia menceritakan, dua mahasiswanya, Marinna dan Petra, sangat senang bisa sempat menetap di kampung Surabaya. Keduanya mahasiswa itu, kata dia, mengaku heran ketika awal mendengar suara adzan Shubuh dan melihat warga yang sudah beraktivitas ketika pagi hari.

"Di Austria orang baru bekerja jam delapan pagi, setelah itu pulang dan beristirahat," kata dia.

Ketua ITS International Office ITS, Maria Sari, mengaku program ini unik. Hal itu lantaran University of Vienna, merupakan kampus yang fokus pada bidang ilmu humaniora.

"Sedangkan ITS fokus pada sains dan engineering, tapi digandeng dalam program antropologi. Harapannya, ke depan mahasiswa ITS bisa masuk ke Austria untuk melakukan penelitian, kata Maria.

Pewarta: Indra Setiawan dan Willy Irawan
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017