Mataram (ANTARA News) - Tiga warga yang diduga terlibat dalam jaringan teroris asal Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, telah diamankan aparat kepolisian.

Waka Polda NTB Kombes Pol Imam Margono, mengungkapkan, tiga terduga teroris asal Bima yang diamankan Densus 88/Antiteror bersama anggotanya pada Sabtu (17/6) itu berasal dari kelompok Jamaah Ansharut Daullah.

"Yang berperan sebagai pelaku utama merakit bom dan melakukan survei terhadap anggota polisi bernama Kurniawan Bin Hamzah," kata Kombes Pol Imam Margono dalam jumpa persnya di Mapolda NTB, Senin.

Pria berusia 23 tahun itu diketahui berasal dari Desa Dore, Kecamatan Palibelo, Kabupaten Bima. Dia diamankan bersama dua rekannya, yakni Nasrul Hidayat (21) dan Rasyid Ardiansyah (35).

Nasrul Hidayat alias Dayat, yang juga berasal dari Desa Dore, Kecamatan Palibelo, Kabupaten Bima, saat ini diketahui masih berstatus mahasiswa. Dalam dugaannya, Dayat berperan sebagai kurir.

"Kurir maksudnya dia yang membeli kebutuhan, seperti membeli bahan-bahan kimia cair," ujar mantan Wakapolda Papua itu.

Kemudian untuk Rasyid Ardiansyah alias Yoga, asal Kelurahan Penatoi, Kecamatan Mpunda, Bima Kota. Yoga dalam pemeriksaannya diketahui pernah terlibat dalam jaringan teroris di Ciputat pada tahun 2012.

"Perannya saat itu sebagai pelaksana FAI (pengumpulan dana untuk aksi terorisme)," ucap Imam.

Penangkapan ketiga terduga teroris asal Bima ini berawal dari diamankannya Kurniawan di wilayah Paruga Nae, Bima Kota, pada Sabtu (17/6) Sore. Dugaannya dikuatkan dengan temuan sebuah bom rakitan aktif yang dibawa Kurniawan.

"Rencananya dia pada Sabtu (17/6) malam, bom rakitan itu akan diledakkan di jalan lintas Dore Talabiu, jika sukses, penyerangan akan bergeser ke Mapolsek Woha," kata mantan Kasar Brimob Polda NTB ini.

Namun sebelum melancarkan aksinya, rencana Kurniawan berhasil digagalkan oleh Tim Densus 88/Antiteror yang dibantu sejumlah personel Brimob Detasemen A Bima dan Polres Kabupaten Bima.

Lebih lanjut, Kurniawan bersama dua rekannya telah diamankan aparat kepolisian dan untuk sementara ini masih ditampung di Mako Satbrimob Polda NTB.

"Kapan dibawa ke Jakarta, kami belum tahu. Tergantung instruksi dari pusat, karena penanganannya ada di tangan Tim Densus 88/Antiteror," ujarnya.

Pewarta: Dhimas Budi Pratama
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017