Amman (ANTARA News) - Yordania tidak akan mengizinkan duta besar Israel kembali sampai penembakan dua warga Yordania oleh seorang petugas keamanan kedutaan besar diselidiki dengan benar, kata seorang pejabat pemerintah pada Jumat (28/7).

"Yordania tidak akan mengizinkan duta besar Einat Shlein atau staf kedutaan yang lain kembali sampai penyelidikan menyeluruh dibuka" mengenai penembakan pada Minggu menurut pejabat itu sebagaimana dikutip kantor berita AFP.

Pada Kamis, Raja Abdullah II meminta Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyidangkan penjaga keamanan yang pulang ke Israel pada Senin malam bersama pejabat kedutaan lainnya setelah sempat diperiksa oleh penyidik Yordania.

Penjaga keamanan itu disambut di negara asalnya dan diperlakukan sebagai pahlawan oleh Netanyahu, yang memeluk dia dan berkata: "Anda bertindak bagus, tenang dan kami berkewajiban mengeluarkan Anda."

Israel bersikeras bahwa sang penjaga memiliki kekebalan diplomatik.

Kementerian Luar Negeri Israel menyatakan penjaga keamanan itu menembak mati seorang pekerja Yordania yang datang ke satu apartemen untuk memasang furnitur dan menikamnya dari belakang menggunakan obeng. Warga Yordania yang kedua, pemilik apartemen itu, juga tewas.

Jaksa penuntut umum Yordania Akram Musaid pada Kamis mendakwa petugas keamanan itu bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut dan kepemilikan senjata api tanpa izin.

Ketegangan di kawasan itu meningkat dalam dua pekan terakhir setelah Israel menerapkan kebijakan keamanan baru yang membatasi akses masuk ke kompleks Masjid Al Aqsa di Yerusalem.

Yordania adalah wali resmi tempat suci Haram al-Syarif di Yerusalem dan merupakan satu dari pemerintah Arab yang menandatangani perjanjian damai dengan Israel dan memiliki hubungan diplomatik penuh dengan negara itu. (mu)



Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017