Poinnya bukan pada lima hari sekolah
Yogyakarta (ANTARA News) - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengharapkan kebijakan lima hari sekolah atau full day school tidak dipaksakan diterapkan ke seluruh sekolah.

"Saya berharap mudah-mudahan itu bukan kebijakan yang harus diwajibkan secara merata," kata Lukman seusai meresmikan Gedung Fakultas Ekonomika dan Bisnis Islam di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Selasa.

Menurut Lukman, apabila kebijakan itu diwajibkan kepada seluruh lembaga pendidikan, maka banyak pihak yang akan berkeberatan.

"Madrasah diniyah dan ponpes kita, para kiyai, ulama kita akan sangat berkeberatan karena kebijakan itu akan mempengaruhi sistem pendidikan dan pengajaran yang telah dikembangkan di ponpes selama puluhan tahun," kata dia.

Jika kebijakan itu tetap diterapkan, menurut Lukman, sekolah, siswa, dan wali murid harus diberikan keleluasaan untuk memilih apakah bersedia menerapkan program itu atau tidak.

"Saya kira itu akan lebih arif daripada dipaksakan namun kenyataannya mendapatkan resistensi sangat tinggi," kata dia.

Menurut Lukman, pemerintah sebetulnya tidak pernah menekankan lima hari sekolah, melainkan lebih menekankan kepada penguatan pendidikan karakter. "Poinnya bukan pada lima hari sekolah," kata Lukman.


(Baca: Mendikbud tegaskan tidak ada program full-day school)

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017