Mojokerto (ANTARA News) - Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur, Irjen Pol Machfud Arifin, kembali mengingatkan kewaspadaan terhadap berbagai ancaman seperti bahaya narkoba dan terorisme yang masih terus mengintai.

"Secara umum Jawa Timur relatif kondusif dan aman, meskipun beberapa hal tetap harus diwaspadai seperti narkoba dan terorisme," katanya saat kunjungan kerja di Mapolres Mojokerto, Kamis.

Ia mengatakan, ancaman narkoba ini seperti terungkapnya penggagalan penyelundupan sabu-sabu sebanyak 1 ton di Anyer beberapa waktu lalu.

"Terorisme dan kejahatan dunia maya atau cyber crime juga menjadi perhatian. 94 orang WNA asal China berhasil bekuk di Surabaya, atas kejahatan penipuan online dengan omzet sangat besar," ujarnya.

Dalam kunjungan ini dirinya mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Mojokerto, yang dinilainya sangat sukses menjalankan program pembangunan infrastruktur jalan guna kelancaran lalu lintas.

"Saya sangat mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Mojokerto, yang sukses menjalankan program pembangunan khususnya infrastruktur jalan yang diperlebar dan dibeton. Tentu ini sangat mendukung kelancaran lalu lintas," katanya.

Namun, lanjut dia, tetap diingatkan kepada Polres Mojokerto dengan unsur pimpinan lain seperti TNI dan koordinasi dengan dinas instansi terkait, untuk mengarahkan pengguna jalan khususnya usia remaja agar tetap berhati-hati.

"Karena tercatat hampir sekitar 3.000 orang di Jawa Timur, sampai dengan Juli yang terlibat dalam laka lantas," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Bupati Mojokerto Mustofa Kamal Pasa mengatakan, jika program pembangunan bisa terlaksana dengan lancar berkat dukungan semua pihak khususnya masyarakat.

"Bekerja dengan ikhlas dan jujur sangat berpengaruh terhadap program pembangunan di Kabupaten Mojokerto. Namun, hal tersebut juga tidak lepas dari dukungan semua pihak, utamanya masyarakat Kabupaten Mojokerto," ucapnya.

Sementara Kapolres Mojokerto, AKBP Leonardus Simarmata dalam laporan sambutannya memaparkan beberapa inovasi program yang diterapkan di Polres Mojokerto berbasis IT.

"Pembangunan Command Center tinggal menunggu gedung. Command Center dibekali dengan Global Positioning System (GPS) tracking, sehingga anggota di lapangan bisa dimonitor. Masyarakat hanya mengunduh aplikasi Panic Button di smartphone berbasis Android," ujarnya.

(T.KR-IDS/Y008)

Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017