Jakarta (ANTARA News) - Bangladesh memanggil duta besar Myanmar Rabu kemarin untuk mendesak segera mengakhiri kekerasan di sana yang dampaknya telah mengimbas ke Bangladesh.

Bangladesh juga mengungkapkan keprihatinan terhadap laporan bahwa ranjau darat telah ditanam di sepanjang perbatasan kedua negara di sisi Myanmar.

Paling sedikit 146.000 warga Rohingya mengungsi ke Bangladesh sejak 15 Agustus silam, kata Mohammed Abdiker, direktur operasi dan keadaan darurat pada Organisasi Migrasi Internasional (IOM).

Kemarin, seorang perwira perbatasan Bangladesh yang meminta namanya tidak disebutkan menyatakan kepada CNN bahwa seorang anak buahnya melaporkan ada insiden dua pengungsi Rohingyas terluka akibat dua ledakan ranjau.

Kedua pengungsi kemudian dibawa melintas ke Bangladesh dan kini tengah dirawat di rumah sakit.

"Itu terjadi di sisi Myanmar di sebelah utara dari wilayah perbatasan," kata sang perwira.

"Beberapa ranjau ditanam di sana, lalu ada orang yang menginjaknya, kemudian meledak, beberapa orang Rohingya terluka," sambung dia seraya menambahkan seorang wanita terputus kakinya, sedangkan seorang anak laki-laki terluka.

"Mungkin saja militer Myanmar telah menanam ranjau. Tidak ada pihak lain yang bisa melakukannya," kata si perwira dalam laman CNN.com.

Dia menyatakan beberapa orang Rohingya telah dilatih untuk menjinakkan ranjau.

Seorang pejabat kemanusiaan di Cox's Bazar, Bangladesh, membenarkan ada pengungsi yang terluka akibat ranjau.

(Baca: Pengungsi Rohingya dekati 150.000, PBB ingatkan risiko bencana)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017