Denpasar (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi (BPBD) Bali mengamati dan mencermati riwayat dampak letusan Gunung Agung tahun 1963 saat status  gunung tertinggi di Pulau Dewata itu naik ke level waspada.

"Pada jalur-jalur tersebut, juga kami lakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai kesiapsiagaan bencana," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana BPBD Bali Gede Made Jaya Serataberana di Denpasar, Minggu.

Merespons peningkatan status Gunung Agung dari level I (normal) ke level II (waspada), BPBD Provinsi Bali juga mengintensifkan pemantauan dan berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk menyiapkan antisipasi dampak dan meningkatkan kesiapsiagaan.

"Masyarakat kami minta untuk tidak panik dan tetap berdoa memohon kerahayuan," katanya saat berorasi di Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS).

BPBD Provinsi juga berkoordinasi dengan BPBD kabupaten/kota dalam menyiapkan bantuan tanggap darurat seperti masker dan melanjutkan simulasi yang setiap tahun dilaksanakan untuk mengantisipasi dampak erupsi gunung berapi.

"Pemantauan terus dilakukan dan mari kita berdoa agar Gunung Agung tetap tenang," ucapnya.

Selain menginformasikan peningkatan status Gunung Agung, dalam orasinya Gede Jaya juga menyinggung masalah kekeringan di daerah seperti Karangasem dan Buleleng serta pengiriman bantuan air ke daerah yang terdampak kekeringan.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017