Surabaya (ANTARA News) - Harga kopi di pasar domestik dan di pasar luar negeri saat ini stabil tinggi, seiring dengan merosotnya pasokan komoditi tersebut di pasar dunia akibat gangguan iklim. "Harga stabil tinggi, permintaan cukup besar, sedangkan hasil panen sejumlah negara produsen cenderung turun. Jadi, karena pengaruh pasokan dan permintaan," kata Ketua Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Jatim, Isdarmawan Asrikan, di Surabaya, Jumat. Isdarmawan yang juga eksportir kopi dan produk-produk pertanian itu menjelaskan, harga kopi di pasar Jatim saat ini sekitar Rp19 ribu per kilogram, di Lampung dan Palembang sekitar Rp16 ribu per kilogram. Sementara itu, harga kopi robusta di pasar London saat ini berkisar 2.000-2.100 dolar AS per ton, sedangkan kopi arabika di pasar New York antara 2.800-2.900 dolar AS per ton. Menurut dia, permintaan kopi oleh negara-negara di Eropa dan Amerika Serikat saat ini masih tinggi, sementara pasar Cina kini terus tumbuh. Generasi muda di Cina yang sebelumnya banyak mengkonsumsi teh, kini banyak yang beralih ke kopi. Ditanya dampak resesi di pasar kopi dunia seperti AS dan Eropa, Isdarmawan mengatakan bahwa kondisi itu tidak terlalu berpengaruh, sebab konsumi kopi sulit digantikan dengan yang lain. Ia mencontohkan, di AS tingkat konsumsi kopi per kapita antara 4-5 cangkir per hari, negara-negara Skandinavia sekitar 10 cangkir per hari, sedangkan Indonesia baru berkisar 1-2 cangkir per hari. Meski Indonesia tingkat konsumsinya masih kecil, tapi dia optimis akan meningkat, karena belakangan ini juga mulai tumbuh kafe di berbagai kota. Sementara itu, terkait pasokan, hasil panen negara produsen kopi dunia seperti Indonesia turun antara 20-25 persen dari normal, sedangkan Vietnam turun sekitar 20 persen dari kondisi normal. Sedangkan cukup stabil tingginya harga kopi di pasaran saat ini, diperkirakan akan sedikit tertekan pada Juni-Juli mendatang seiring dengan mulai panennya Brasil sebagai produsen kopi terbesar dunia.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008