Liverpool, Inggris, (ANTARA News) - Chelsea mendapat keuntungan pada pertandingan pertama semifinal Liga Champions setelah gol bunuh diri pemain Liverpool John Arne Riise pada "injury time", membuat mereka menahan imbang tuan rumah 1-1 di Stadion Anfield, Selasa malam waktu setempat (Rabu dini hari WIB). Liverpool mendominasi setelah unggul lebih dulu melalui gol Dirk Kuyt dua menit sebelum turun minum namun mereka gagal menambah gol ke gawang skuad Avram Grant. Kiper Chelsea Petr Cech melakukan tiga penyelamatan gemilang untuk menggagalkan usaha Fernando Torres dan Steven Gerrard. Chelsea malah membuat pasukan Rafa Benitez harus membayar mahal kelengahan mereka pada menit-menit akhir ketika sundulan Riise saat berupaya menghalau bola umpan silang Salomon Kalou dari sayap kiri malah masuk ke gawangnya sendiri. Bisa dimengerti jika Benitez tampak kecewa dengan gol bunuh diri pada detik-detik akhir pertandingan itu. "Ini sangat mengecewakan. Sebuah gol bunuh diri menjelang pertandingan berakhir merupakan sebuah pukulan berat. Kami memiliki peluang yang lebih bagus tapi Petr Cech sangat baik untuk menghalau semuanya," kata pelatih asal Spanyol itu. "Mereka adalah tim yang kuat tapi kami juga tim yang bagus. Pekan depan kami harus bermain 90 menit seperti yang kami lakukan malam ini dan fokus kepada tugas kami," imbuhnya. Manajer Chelsea Avram Grant menegaskan bahwa hasil imbang tersebut layak mereka dapatkan. "Kami belum pernah mencetak gol di menit akhir dan telah kebobolan tiga atau empat kali pada menit akhir, jadi, saya pikir gol itu layak untuk kami," kata pelatih asal Israel itu. "Itu adalah pertandingan di mana jarang tercipta peluang. Tipikal sebuah pertandingan semifinal." "Kami melakukan kesalahan sehingga mereka mencetak gol. Sebelum gol itu kami mengontrol pertandingan. Pada babak kedua kami melakukan beberapa perubahan dan pada akhirnya memberi kami hasil yang bagus," paparnya. "Itu adalah gol yang penting karena memberi kami keuntungan pada pertandingan kedua. 1-1 adalah hasil yang menguntungkan tetapi pertandingan tetap akan berat," kata Grant. Setelah dua kali tersingkir di Anfield dalam pertemuan mereka di semifinal turnamen yang sama, The Blues kini bisa pulang dari Merseyside dengan keyakinan bahwa akhirnya "Dewi Keberuntungan" beserta mereka kali ini. Mereka kalah karena gol "hantu" Luis Garcia pada 2005 dan tahun lalu tersingkir dalam adu penalti. Cech mengatakan bahwa Chelsea layak mendapat keberuntungan setelah sama sekali tidak beruntung saat dua kali disingkirkan Liverpool pada semifinal Liga Champion. "Kami pikir kami agak tidak beruntung pada semifinal lalu melawan Liverpool," kata kiper asal Ceko yang sembuh lebih cepat dan bisa bermain setelah wajahnya dijahit akibat luka saat berlatih beberapa waktu lalu. "Kami mendapat gol keberuntungan tetapi sejujurnya kami memang layak mendapat gol itu," tambahnya. Kini, dengan keuntungan gol tandang yang memang layak mereka dapatkan setelah terus berjuang keras sepanjang pertandingan, Chelsea akan memiliki keyakinan untuk bisa membalas dendam terhadap kenangan buruk masa lalu itu dan menuntaskan pekerjaan di Stamford Bridge, Rabu depan. Pemenang pertandingan itu akan menghadapi Manchester United atau Barcelona di laga final di Moskow, 21 Mei. Awal Menjanjikan Meskipun Chelsea mengawali pertandingan dengan menjanjikan, namun mereka gagal menciptakan peluang yang bagus untuk mencetak gol. Kesempatan terbaik mereka datang pada menit ketiga ketika bola tendangan bebas Didier Drogba masih bisa dibelokkan oleh pagar pemain Liverpool. Kemudian Joe Cole seharusnya bisa menyelesaikan lebih baik bola umpan Frank Lampard, tapi tendangannya malah jauh melenceng dari gawang Liverpool yang dikawal Pepe Reina. Seperti ketika menyingkirkan Arsenal pada perempatfinal, Liverpool berhasil menahan serbuan lawan dan kemudian berbalik mengontrol pertandingan. Mereka mulai memaksa Chelsea bertahan total dan hampir unggul pada menit ke-31 ketika Cech berhasil menyelamatkan gawangnya dari tendangan Fernando Torres di kotak penalti. Setelah terus menekan lawan, ssaha The Reds menemui sasaran dua menit sebelum turun minum. Gol itu diawali dengan tendangan bebas Xabi Alonso yang mengarahkan bola ke Kuyt. Umpan silang pemain depan asal Belanda itu dihalau John Terry dan bola jatuh ke kaki Lampard, tapi berhasil dicuri oleh Kuyt. Bola bergulir ke arah Alonso yang segera menyodorkannya kepada Javier Mascherano. Mascherano salah dalam menendang bola namun ternyata gelandang Chelsea Claude Makelele gagal menyundul bola liar di daerah pertahanan nya. Si kulit bundar jatuh di hadapan Kuyt yang langsung menghantamnya melewati Cech dan menembus gawang. Itu adalah gol ketiga Kuyt dalam babak sistem gugur setelah ia juga menjebol gawang Inter Milan dan Arsenal, dan sepertinya gol itu cukup untuk memenangi pertandingan. Pada babak kedua Liverpool yang telah unggul semakin mendominasi pertandingan tetapi mereka tidak mampu menambah gol. Cech kembali menujukkan kualitasnya sebagai salah satu kiper terbaik dunia saat terbang untuk menepis tendangan voli Gerrard yang mengarah ke gawangnya. Saat pertandingan memasuki menit kelima "injury time" dan wasit Konrad Plautz sudah melirik jam tangannya, Chelsea melakukan gebrakan terakhir yang kemudian terbukti menghasilkan. Salomon Kalou menerobos sisi kanan pertahanan Liverpool untuk kemudian melepas umpan silang ke kotak penalti. Bola melayang rendah dan Riise sembari menjatuhkan badan berusaha menghalau bola tersebut dengan kepalanya, demikian Reuters dan AFP. Akan tetapi si kulit bundar malah mengarah ke gawangnya sendiri tanpa bisa dicegah kiper Pepe Reina yang hanya bisa terperangah. Pendukung Liverpool yang sudah siap berpesta pun sontak terdiam. (*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008