New York (ANTARA News) - Bakal kandidat presiden AS dari Partai Demokrat, Hillary Rodham Clinton pada Selasa menang atas saingannya sesama Demokrat, Barack Obama dalam pemilihan di negara bagian Pennsylvania. Namun, di tengah kegembiraannya merayakan kemenangan, senator asal New York yang juga mantan ibu negara AS itu dihantui kesulitan keuangan dan karenanya harus memutar otak untuk menggalang dana segar bagi keberlangsungan kampanyenya. Menurut data, dari 94 persen suara yang sudah dihitung di Pennsylvania, Hillary unggul 55 persen, sementara Obama, sang senator Illinois mendapatkan 45 persen suara. Kemenangan Hillary hari Selasa banyak ditentukan oleh dukungan yang diberikan oleh kalangan perempuan, manusia lanjut usia (manula), pemilih menengah ke bawah --dari segi ekonomi dan pendidikan -- serta kalangan buruh kulit putih non-sarjana, demikian menurut sebuah jajak pendapat. Kendati menang di Pennsylvania, posisi Hillary secara umum masih tertinggal dibandingkan Obama dalam upaya merebut 2.025 jumlah utusan yang diperlukan oleh Hillary atau Obama untuk memenangi pencalonan presiden dari Partai Demokrat. Menurut penghitungan sementara, kemenangan Hillary di negara bagian tersebut memberinya 52 suara utusan, sementara Obama mendapatkan 46 utusan. Dengan perolehan suara utusan seperti itu, Obama masih memimpin dengan 1.694 utusan atas Hillary yang baru mengumpulkan 1.561 utusan. Kemenangan Hillary di Pennsylvania digunakan tim kampanyenya sebagai momentum untuk segera menggalang dana segar serta membuat strategi politik menuju pemilihan berikutnya yang akan berlangsung di negara bagian Indiana dan North Carolina pada 6 Mei mendatang. Dengan dana kampanye yang berhasil dikumpulkan Hillary sejumlah 21 juta dolar pada Maret lalu --jauh lebih kecil dibandingkan kubu Obama yang berhasil menggalang dana 42 juta dolar -- Hillary mau tidak mau ke depan ini menghadapi tantangan besar secara finansial. Menurut laporan New York Times, tim kampanye Hillary masih harus membayar tagihan sebesar 10,3 juta dolar, padahal tim hanya memiliki dana 9,5 juta dolar untuk dapat membayar utang tersebut. Pada bulan Februari, dana yang dimiliki Hillary sebesar 11,7 juta dolar, sementara tagihan yang datang mencapai 8,7 juta dolar. Sebagai perbandingan, hingga akhir Maret, utang kampanye Obama berjumlah tak lebih dari 660.000 dolar, sementara dana tunai yang dimiliki tim Obama mencapai 43 juta dolar. Menurut perhitungan, setiap satu dolar sumbangan yang masing-masing mereka terima, Obama mengeluarkan 75 sen, sementara pengeluaran Hillary melebihi nilai sumbangan tersebut, yaitu sebesar satu dolar 10 sen. Sementara itu, media di AS melaporkan bahwa pada hari kemenangan Hillary, Selasa, para pendukungnya menunjukkan jiwa kedermawanan memberikan sumbangan.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008