Brisbane (ANTARA News) - Kekhawatiran akan adanya insiden maupun gangguan dari para pendukung kemerdekaan Tibet terhadap kirab obor Olimpiade Beijing seperti yang terjadi di London, Paris, dan San Fransisco tidak terbukti di Canberra, Kamis. Dalam kirab yang melibatkan sedikitnya 50 orang pembawa obor dari berbagai latar belakang profesi itu, aparat kepolisian Australia bersikap tegas baik terhadap para aktivis hak azasi manusia dan kelompok pro-Tibet maupun kelompok pendukung China. Dari tayangan Stasiun TV "Saluran Sembilan" Australia, terlihat aparat kepolisian memisahkan kelompok massa pro-Tibet dari massa pro-China yang jumlahnya jauh melebihi para pendukung Tibet. Kendati berlangsung relatif aman dan sejumlah personil China berpakaian olahraga warna biru putih tampak hanya memberikan bantuan teknis untuk menjaga api obor tetap hidup, polisi Australia dilaporkan mengamankan enam orang aktivis pro-Tibet. Dua insiden yang mencolok adalah pembakaran satu bendera China dan seorang aktivis pro-Tibet diamankan polisi saat melakukan aksi duduk tengah jalan yang akan dilalui arak-arakan. Radio ABC juga mencatat adanya sekelompok pendukung China yang mengoyak bendera kecil bertuliskan "Bebaskan Tibet" yang dibawa beberapa warga setempat. Namun suasana meriah yang ditandai dengan kibaran bendera China berukuran besar yang dibawa para warga China yang menyebar di pinggir jalan-jalan yang menjadi rute kirab, termasuk gedung parlemen, hingga Taman Commonwealth dimana kauldron Olimpide berada. Ruas jalan ditutup Juru Bicara KBRI Canberra, Dino Kusnadi, mengatakan, ia harus berangkat lebih pagi ke kantor KBRI yang berlokasi di 8 Darwin Avenue, Yarralumla, karena beberapa ruas jalan dari rumah ke Yarralumla ditutup. "Jalan-jalan yang saya lalui dari rumah ke kantor ditutup sejak pukul 08.30 pagi. Jadi saya harus buru-buru, dan tiba di kantor pukul 08.00," katanya. Dino mengatakan, dari peristiwa kirab obor Olimpiade yang berlangsung relatif damai ini, ia melihat panitia dan pejabat pemerintah berhasil menyeimbangkan antara hak warga untuk menyalurkan aspirasi berdemokrasinya dan keamanan bagi jalannya kirab. "Kalau orang yang membakar bendera China tadi, ya diamakan petugas karena di Australia, membakar bendera itu pelanggaran hukum," katanya mengomentari insiden yang sempat ia saksikan di tayangan TV lokal.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008