JAKARTA, 25 April 2008 (ANTARA) - PT International Nickel Indonesia Tbk ("PT Inco", atau "Perseroan", IDX:INCO) hari ini mengumumkan laba bersih triwulan pertama tahun 2008 yang tidak diaudit sebesar US$139,6 juta (US$0,014 per saham), dibandingkan dengan laba bersih triwulan pertama tahun 2007 sebesar US$227,8 juta (US$0,023 per saham). Penjualan sebesar US$380 juta pada tiga bulan pertama tahun 2008 dibandingkan dengan US$446,7 juta pada triwulan yang sama tahun 2007. Penurunan pendapatan penjualan terutama disebabkan karena turunnya harga realisasi rata-rata nikel dalam matte. Produksi nikel dalam matte pada triwulan pertama 2008 sebesar 20.136 metrik ton, dibandingkan dengan 17.980 metrik ton pada periode yang sama tahun 2007. Presiden Direktur PT Inco, Arif Siregar mengatakan, "Kami mencapai hasil produksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, di mana kenaikan kurang lebih 1.200 metrik ton di antaranya disebabkan oleh penundaan rencana penghentian pemeliharaan tanur listrik menjadi di bulan April 2008 dan selebihnya disebabkan karena operasi yang lebih baik. Angka produksi mencerminkan sedikit lebih dari 25 persen target optimis produksi 2008 sebesar 78.000-hingga-79.000 metrik ton. Perseroan mencapai hasil ini dikarenakan kenaikan kadar nikel, tersedianya energi untuk tanur listrik dan peningkatan efisiensi produksi meskipun pada kenyataannya kami mengalami tingkat curah hujan yang lebih rendah dalam wilayah utama kami dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2007." "Adalah merupakan strategi kami untuk meningkatkan hasil produksi dalam kondisi harga nikel yang tinggi saat ini dengan menambah pembangkit listrik bahan bakar minyak yang walaupun lebih tinggi biayanya namun tetap menghasilkan peningkatan pendapatan", demikian ditambahkan Bapak Siregar. Harga realisasi rata-rata nikel dalam matte PT Inco adalah US$21.187 per metrik ton pada triwulan pertama tahun 2008, dibandingkan dengan US$29.149 per metrik ton pada periode yang sama tahun 2007 dan US$23.816 per metrik ton pada triwulan keempat tahun 2007. Biaya produksi tunai per unit pada triwulan pertama 2008 naik 20 persen menjadi US$8.857 per metrik ton dari US$7.386 per metrik ton pada triwulan yang sama tahun 2007. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh meningkatnya harga minyak bakar berkadar sulfur tinggi (HSFO) dan meningkatnya harga dan pemakaian disel. Peningkatan ini diimbangi sebagian dengan lebih rendahnya biaya karyawan. Pada triwulan pertama tahun 2008 kami menggunakan 676.321 barel HSFO, menurun dari penggunaan pada triwulan pertama tahun 2007 sebesar 708.839 barel. Namun, biaya rata-rata HSFO naik menjadi US$75,63 per barel pada triwulan pertama tahun 2008 bila dibandingkan dengan biaya rata-rata yang dibayarkan selama periode yang sama tahun 2007 sebesar US$48,73 per barel. PT Inco juga menggunakan 47.640 kiloliter bahan bakar disel dengan biaya rata-rata sebesar US$0,75 per liter, naik dari 28.996 kiloliter dengan biaya rata-rata US$0,53 per liter pada triwulan pertama tahun 2007. Peningkatan yang berarti dalam penggunaan disel terutama disebabkan oleh penambahan 32 pembangkit listrik tenaga disel yang mulai digunakan pada bulan Mei dan Juni 2007. "Kami sedang melakukan penilaian dan menjalankan beberapa implementasi inisiatif untuk meningkatkan efisiensi biaya dan mengurangi ketergantungan struktur biaya kami pada harga minyak. Dalam jangka pendek, kami akan memastikan bahwa fasilitas pembangkit listrik tenaga air dapat menghasilkan tenaga maksimum bagi tanur-tanur listrik kami dengan melanjutkan usaha-usaha kami dalam penyemaian awan dan konservasi energi. Lebih lanjut, kami saat ini sedang membangun kembali pembangkit listrik tenaga uap yang akan beroperasi dengan biaya lebih rendah bila dibandingkan dengan pembangkit listrik tenaga disel. Dalam jangka menengah, kami akan menyelesaikan proyek konversi batu bara dalam bentuk bubuk yang dapat memberikan keleluasaan bagi kami untuk menggunakan batu bara. Dalam jangka panjang, kami akan mengurangi biaya energi dengan menyelesaikan fasilitas pembangkit listrik tenaga air yang ketiga di sungai Larona di Karebbe," demikian Bapak Siregar. Kas yang diperoleh dari kegiatan operasi adalah US$74,4 juta pada triwulan pertama tahun 2008, turun dari US$291,5 juta pada triwulan yang sama tahun sebelumnya. Penurunan ini terutama disebabkan oleh lebih rendahnya penerimaan dari pelanggan karena lebih rendahnya harga realisasi rata-rata penjualan dan pembayaran kepada pemasok yang lebih tinggi yang disebabkan oleh lebih tingginya harga energi. Pembayaran pajak Perseroan selama triwulan pertama 2008 naik menjadi US$156,1 juta dari US$134,0 juta pada periode yang sama tahun 2007. Kenaikan bersih kas dan setara kas sebesar US$43,8 juta menjadikan saldo kas dan setara pada akhir triwulan pertama tahun 2008 menjadi US$338,1 juta lebih tinggi dari US$294,3 juta pada 31 Desember 2007. Pengeluaran barang modal tunai adalah US$28,0 juta pada triwulan pertama tahun 2008, turun dari US$28,6 juta pada periode sama tahun sebelumnya. PT Inco merencanakan pengeluaran barang modal sebesar US$212 juta pada tahun 2008, yang meliputi: proyek permodalan untuk pengembangan usaha sebesar US$64 juta, menunjang tingkat usaha saat ini sebesar US$77 juta, dan proyek permodalan yang berkaitan dengan lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja sebesar US$42 juta. Sebelum tanggal 31 Maret 2008, beberapa ketentuan yang dicakup dalam Kontrak Karya Perseroan tahun 1968 masih berlaku. Pada tanggal tersebut ketentuan-ketentuan ini sudah tidak berlaku dan beberapa ketentuan dalam Kontrak Karya yang diperpanjang dan dimodifikasi yang disetujui pada bulan Desember 1995 mulai berlaku. Dengan dilewatinya sasaran penting ini pada akhir triwulan pertama, Perseroan meminta Akuntan Publiknya untuk mengaudit Laporan Keuangan Perseroan untuk tiga bulan yang berakhir pada 31 Maret 2008. PT Inco akan mengumumkan hasil-hasil keuangan yang telah diaudit selambat-lambatnya pada tanggal 30 Juni 2008. Ikhtisar kinerja keuangan Perseroan (tidak diaudit) adalah sebagai berikut - Semua angka dinyatakan dalam dolar Amerika Serikat kecuali untuk angka produksi dan penjualan nikel dalam matte yang dinyatakan dalam ribuan metrik ton:
 Triwulan Pertama Triwulan Keempat
200820072007
Produksi nikel dalam matte:20,118,018,6
Penjualan nikel dalam matte:17,715,119,0
Harga realisasi rata-rata per metrik ton21.18729.14923.816
Penjualan bersih - jutaan380,0446,7458,5
Laba bersih - jutaan139,6227,8200,5
Laba bersih per saham0,0140,023(1)0,020(1)
(1) Disajikan kembali untuk mencerminkan pemecahan saham 1:10 yang disetujui oleh pemegang saham pada 17 Desember 2007 dan efektif pada Bursa Efek Indonesia pada 15 Januari 2008. Berdasarkan kontrak penjualan jangka panjang Perseroan yang berdenominasi dolar AS, harga jual nikel dalam matte adalah harga tertinggi dari harga bersih realisasi rata-rata nikel Vale Inco Limited atau nilai yang dihitung dengan menggunakan formula yang berdasarkan harga tunai nikel di Bursa Logam London. Pada 31 Maret 2008, persediaan nikel dalam matte Perseroan adalah 3.230 metrik ton, dibandingkan dengan 747 metrik ton pada 31 Desember 2007 dan 3.544 metrik ton pada 31 Maret 2007. Variasi pada persediaan ini terutama disebabkan oleh jadwal pengapalan. Informasi lebih lanjut dapat menghubungi: Indra Ginting, Director of Investor Relations & Corporate Secretary gintiin@inco.com Claudio Bastos, Senior Vice President, Chief Financial Officer cbastos@inco.com atau: www.pt-inco.co.id

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2008