Maros, Sulsel (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan kecewa karena sejumlah sarana dan bahan penelitian di Balai Penelitian Tanaman Jagung Sereal (Balitsereal) Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel) sebagian telah habis masa berlakunya. "Bagaimana balai penelitian ini akan maju, jika bahan-bahannya sudah kadaluwarsa," katanya didampingi Ibu Mufidah Jusuf Kalla, sambil melihat beberapa botol cairan kimia di laboratorium service Balitsereal, Maros, Sulsel, Sabtu. Selain bahan-bahan kimia yang rata-rata sudah berusia lebih dari delapan tahun, Wapres juga melihat beberapa sarana dan prasarana penelitian yang juga telah berusia uzur untuk mengembangkan penelitian benih hibrida unggulan. Jusuf Kalla yang didampingi Menteri Pertanian Anton Apriantono dan Kabalitsereal Muhammad Yasin Said mengatakan, balai penelitian ini juga belum memiliki lahan percontohan yang merepresentasikan hasil dari seluruh penelitian yang dilaukan Balitsereal. "Ini sawah percontohannya tidak mencerminkan dari hasil pengembangan Balitsereal ini. Bagaimana ini bisa terjadi. Maros seharusnya bisa menjadi contoh yang baik dalam menghasilkan produk-produk pertanian termasuk dalam menghasilkan benih, varietas unggulan, khususnya jagung," katanya. kepada Gubernur Sulsel Syharul Yasin Limpo dan Kabalitsereal Yasin Said. "Jangan memalukan Maros dong," ujarnya menambahkan, disambut gelak tawa beberapa pejabat Balitsereal. Dalam kunjungannya ke Balitsereal, Wapres juga melakukan dialog singkat dengan para petani jagung setelah sebelumnya melakukan simulasi perkawinan hibrida induk G180 dengan Mr14 yang menghasilkan hibrida 54 yang akan menghasilkan jagung delapan hingga 12 ton per hektare. Kabupaten Maros kini berupaya mengembangkan produksi sereal seperti jagung dan kedelai, selain padi. Khusus untuk jagung telah tersedia lahan seluas 2.500 hektare. Terkait itu, Wapres meminta agar Balitsereal sebagai lembaga penelitian terus dapat meningkatkan kapasitasnya sehingga mampu mengembangkan lebih banyak varietas unggul dan jenis tanaman hibrida lainnya. "Untuk itu, bisa dilakukan kerja sama dengan pihak terkait seperti universitas sehingga Indonesia mampu menjadi bangsa yang mandiri dalam hal pangan dan tidak akan kelaparan seperti halnya negara lain yang kini mengalami krisis pangan seperti Filipina," ujarnya. Lembaga penelitian, harus mampu menjawab tantangan ke depan untuk menjadi lebih baik. "Laboratorium itu melihat kedepan, bukan museum yang menyimpan benda-benda benda-benda lama atau pra sejarah," kata Jusuf Kalla.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008