Kabul (ANTARA News) - Afghanistan, Senin, mulai menyelidiki bagaimana gerilyawan dapat berada dalam jarak 500 meter dari Presiden Hamid Karzai dan petinggi lain untuk melancarkan serangan yang menewaskan tiga orang Afghanistan. Gerakan gerilyawan Taliban menyatakan telah melancarkan serangan Ahad untuk memperlihatkan faksi santri itu memiliki kekuatan untuk menyerang bahkan parade militer tahunan terbesar di negeri tersebut. Peristiwa itu, yang dirancang untuk memamerkan kekuatan Angkatan Darat Afghanistan setelah memperoleh peralatan dan pelatihan baru, secara direncanakan selama berpekan-pekan dengan peningkatan patroli dan pemasangan penghalang jalan di sekitar Kabul. Karzai segera mengumumkan penyelidikan guna mengetahui bagaimana gerilyawan menerobos pengamanan untuk memberondongkan peluru ke belakang panggung tempat ia duduk bersama sejumlah utusan asing dan Afghanistan, serta menembakkan roket. "Pertama, akan diselidiki komplotan dan identitas mereka yang berada di balik serangan itu ... dan kedua akan ditemukan di mana masalah berada dalam menyediakan lapisan keamanan," kata Menteri Pertahanan Jenderal Abdul Rahim Wardak kepada wartawan. Penyelidikan tersebut akan terdiri atas kementerian pertahanan dan dalam negeri, dinas intelijen serta pengawal keamanan presiden, kata Jenderal itu, seperti dikutip AFP. Serangan tersebut terjadi segera setelah Karzai tiba di podium menyusul pemeriksaan tentara dan saat suara 21 tembakan penghormatan berkumandang di seluruh kota itu untuk memperingati 16 tahun jatuhnya pemerintah komunis terakhir. Meskipun demikian, pasukan keamanan dipuji atas reaksi cepat mereka. Beberapa saat setelah tembakan dilepaskan dan ledakan terjadi, mereka telah menembak hingga tewas tiga penyerang di satu bangunan sekitar 500 meter dari panggung tempat Karzai dan pejabat lain duduk. Bangunan tersebut, yang berada di dekat masjid terbesar di kota itu, ditopang oleh beberapa bangunan di salah satu daerah paling jorok di Kabul, yang dikenal sebagai tempat yang sering dikunjungi oleh bromocorah dan pemakai narkotika. Para penyerang, yang bersenjatakan senapan mesin dan memiliki granat berpeluncur roket, ditemukan dengan sejumlah peluru dan granat, kata beberapa pejabat Kementerian Pertahanan. Gerilyawan menyerang dua pria --satu anggota parlemen nasional dan seorang tetua suku-- serta melukai hampir 10 orang lagi, kata para pejabat Kementerian Pertahanan tersebut. Seorang bocah berusia 10 tahun juga tewas, yang diduga akibat tembakan balasan. Beberapa orang segera ditangkap, "satu atau dua dari mereka sangat mungkin terlibat dalam aksi teror ini", kata Wardak. Pasukan keamanan telah "mengidentifikasi beberapa orang yang mungkin telah membantu terlaksananya aksi teror ini", kata Menteri itu, tanpa memberi perincian. Pengulas Waheed Mujda mengatakan ada kemungkinan bahwa beberapa unsur pasukan keamanan telah terlibat, sebagaimana terjadi dalam serangan paling dramatis sebelumnya di Kabul, saat anggota Taliban menyerbu satu hotel berbintang lima pada Januari. Serangan itu, yang dilancarkan oleh beberapa pria berseragam polisi, menewaskan delapan orang, termasuk tiga warganegara asing. Kejadian itu memaksa banyak tempat yang sering dikunjungi orang asing meningkatkan pengamanan. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008