Semarang (ANTARA News) - Deklarator Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang juga tokoh Nahdlatul Ulama (NU), KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus, menolak dicalonkan menjadi Ketua Dewan Syura PKB, baik di kubu Muhaimin Iskandar maupun Ali Masykur Moesa. "Yang mencalonkan saya, itu orang yang tidak `titen` (mengamati, red.). Sebelumnya saya berkali-kali dicalonkan. Saya itu fobia (takut berlebihan, red.) terhadap jabatan," katanya, seusai menghadiri pengundian nomor urut pasangan Cagub-Cawagub Jateng di KPU Jateng, Semarang, Selasa. Gus Mus mengaku hingga saat ini tidak mendapat undangan menghadiri Musyawarah Luar Biasa (MLB) kubu Muhaimin maupun Ali Masykur Moesa. "Andai diundang, saya akan lihat agenda kegiatan saya. Akan tetapi kebetulan saya tidak diundang," kata Gus Mus. Kubu Muhaimin sebelumnya menyebut salah seorang kandidat Ketua Dewan Syura PKB adalah Gus Mus. Menurut dia, yang bisa menyelesaikan kemelut di PKB adalah orang-orang PKB itu sendiri. Ia menegaskan, sebagai bagian dari elemen bangsa, orang-orang PKB tidak boleh hanya memikirkan dirinya sendiri, tetapi harus memikirkan masa depan partai yang dibidani NU tersebut. Konflik internal yang melanda PKB dampaknya bukan hanya dalam partai itu sendiri, melainkan ikut memengaruhi kondisi bangsa Indonesia, katanya. "Mengenai bagaimana caranya menyelesaikan permasalahan, itu terserah mereka yang memimpin partai. Mau dirusak atau diperbaiki, terserah mereka. Akan tetapi kalau saya boleh usul, diperbaiki saja," kata pengasuh Pondok Pesantren Roudlotuth Tholibien Rembang, Jateng itu. Ia menegaskan tidak akan campur tangan di dalamnya karena dirinya merupakan orang luar PKB. Konflik internal PKB yang berawal dari pelengseran Muhaimin Iskandar sebagai Ketua Umum DPP PKB menyebabkan partai ini terbelah menjadi dua kubu. Muhaimin yang menolak dilengserkan, berniat menggelar MLB pada 2-4 Mei, sedangkan kubu Ali Masykur Moesa, Ketua Umum PKB dukungan Gus Dur, melaksanakan MLM pada 29-30 April. (*)

Copyright © ANTARA 2008