PBB (ANTARA News) - Wakil dutabesar Iran di Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Senin, menolak apa yang disebutnya sebagai "tuduhan-tuduhan tidak berdasar" Amerika Serikat yang mengisyaratkan bahwa Teheran telah memainkan peran untuk menciptakan kekacauan di negara tetangganya, Irak. Dalam sepucuk surat yang dikirimkan kepada ketua Dewan Keamanan PBB, Afrika Selatan, Mehdi Danesh-Yazdi membalas tudingan Dutabesar AS Zalmay Khalilzad sebelumnya mengatakan, bahwa bentrokan antara pasukan pemerintah Irak dan "unsur-unsur milisi jahat" di Baghdad dan Basra merupakan tindakan Iran untuk menciptakan ketidakstabilan. Utusan Iran mengatakan bahwa pihaknya mencatat bukan untuk pertama kalinya Washington menggunakan "tuduhan-tuduhan yang tak berdasar dan bahkan fakta-fakta palsu terhadap negara-negara lain, dalam rangka mengejar maksud-maksud tertentu serta tujuan-tujuan nasionalnya yang bermotivasi politik." Danesh-Yazdi menyatakan tuduhan-tuduhan itu "sepenuhnya tidak berdasar." Dia menegaskan kembali, bahwa Teheran sekali lagi mengutuk semua aksi kekerasan dan terorisme di Irak. Dalam surat, yang fotokopinya diperoleh AFP, menegaskan bahwa Iran telah mengambil langkah-langkah penting pada tingkat pejabat tinggi untuk meningkatkan hubungan persahabatan dan kerjasama dengan Irak. ` Daripada mengorbankan negara-negara lain untuk kebijakan AS yang gagal di Irak, pemerintah AS mestinya menegur kebijakan dan prakteknya yang salah di negara lain dengan cara yang jujur dan tulus, serta berhenti dari menipu pendapat umum dan juga masyarakat internasional," kata delegasi Iran. Khalilzad sebelumnya mengatakan kepada ke-15 anggota Dewan Keamanan, bahwa sebagian besar senjata yang digunakan oleh para milisi bersenjata di Irak, adalah `buatan Iran dan dipasok oleh Iran, termasuk bom-bom mortir, roket-roket serta alat-alat ledak yang digunakan untuk menembus.` "Bantuan senjata-senjata yang mematikan ini merupakan ancaman penting bagi Irak dan pasukan multinasional, serta juga bagi stabilitas dan kedaulatan Irak," kata Khalilzad. Ia menambahkan bahwa Iran juga bermaksud merusak upaya-upaya pemerintah Irak dalam membangun kembali negaranya. (*)

Copyright © ANTARA 2008