Jakarta (ANTARA News) - Federasi Serikat Pekerja Badan Usaha Milik Negara Bersatu (FSP BUMN Bersatu) tidak akan mengikuti aksi unjuk rasa yang rencananya akan diselenggarakan oleh ribuan buruh di Istana Negara Jakarta pada 1 Mei mendatang. "Kami memutuskan untuk tidak mengikuti aksi buruh ke Istana pada 1 Mei 2008," kata Ketua FSP BUMN Bersatu, Arief Poyuono di Jakarta, Selasa. Arief menuturkan, pihaknya menyelenggarakan unjuk rasa dua hari lebih cepat yaitu pada Selasa (29/4) ini di Koja, Jakarta Utara, untuk menuntut agar pengelolaan penampungan mobil di daerah pelabuhan tersebut tidak dikuasai oleh pihak tertentu yang merugikan para buruh. Meski tidak mengikuti aksi pada 1 Mei, tetapi ia tetap memberikan dukungan moril dan mengutarakan harapannya agar aksi tersebut tidak menjurus ke tindak anarkis. Selain itu, ia juga menuturkan keinginannya agar aksi tersebut benar-benar murni untuk kepentingan para buruh dan tidak ditunggangi oleh niat-niat yang tidak berkaitan dengan para buruh. Arief secara personal lebih menyukai bila aksi buruh diselenggarakan di dalam perusahaan masing-masing dengan menggelar beragam acara yang produktif dan bermanfaat. Berkaitan dengan nasib buruh, ia mengemukakan bahwa upah dan beragam tunjangan yang diterima buruh bisa dikatakan masih tidak memadai untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Selain itu, ujar dia, masih terdapat pula berbagai kebijakan perburuhan yang masih belum berpihak kepada buruh, seperti adanya undang-undang yang masih memperbolehkan golongan nonburuh untuk menjadi pengelola serikat pekerja. Sebelumnya, sejumlah organisasi buruh telah memutuskan untuk menggelar aksi pada tanggal 1 Mei 2008 dari Lapangan Banteng hingga Istana Negara. Aksi itu rencananya akan diikuti antara lain oleh Serikat Pekerja Rakyat Indonesia (SPRI), Serikat Pekerja Buruh Informal Indonesia (Serbiindo), Serikat Buruh Maritim Nasional Indonesia (SBMNI), Serikat Buruh Transportasi Nasional (SBTN), dan Serikat Pekerja Otomotif Indonesia (SPOI).(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008