Jakarta (ANTARA News) - Tingginya laju inflasi pada April 2008 sebesar 0,57 persen, inflasi kumulatif 4,01 persen dan inflasi tahun ke tahun ("year on year"/yoy) 8,96 persen, diperkirakan akan mendorong Bank Indonesia menaikkan BI Rate minimal 25 basis poin (bps) menjadi 8,25 persen. "Dimungkinkan pula BI rate naik 50 bps sekaligus menjadi 8,50 persen dengan asumsi inflasi Mei nanti 0,5 persen sehingga inflasi yoy Mei berkisar 9,1 - 9,2 persen," kata pengamat ekonomi dari Bank BNI, Ryan Kiryanto di Jakarta, Jumat. Menurut Ryan, berapapun besar kenaikannya, yang pasti BI rate harus naik untuk mencegah lonjakan inflasi karena kemungkinan kenaikan harga BBM dan masih tingginya harga minyak dunia di atas 100 dolar AS per barel. Namun lanjutnya, kenaikan BI rate belum tentu akan mendorong kenaikan suku bunga kredit bank karena terkait berbagai aspek seperti kondisi likuiditas bank, tingkat efisiensi bank, posisi kredit yang diberikan, besarnya NPL saat ini, dan target `net income`. "Yang pasti, menaikkan suku bunga kredit hanya akan menambah beban debitur yang sudah berat karena menanggung kenaikan ongkos produksi sehingga berdampak pada lonjakan NPL," kata dia.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008