London (ANTARA News) - AS, Jumat waktu London mendesak Rusia menahan diri setelah memperingatkan bahwa pengiriman pasukan Rusia ke wilayah Abkhazia yang memisahkan diri Georgia itu bisa menggangu stabilitas di kawasan itu. "Kami ingin melihat Georgia dan Rusia memiliki hubungan tetangga yang baik antara mereka," kata deputi jurubicara Departemen Luar Negeri AS Tom Casey kepada wartawan. "Dan kami tentu akan mendesak pemerintah Rusia berhati-hati dalam setiap kegiatan yang dilakukannya karena kami mengira bahwa beberapa hal yang kami lihat tidak menjurus pada peningkatan stabilitas atau peningkatan keamanan, tidak hanya bagi Georgia, tetapi juga untuk Rusia," tambahnya. "Jadi kami tetap sangat cemas atas sejumlah tindakan ini. Kami tentu tidak ingin melihat tindakan balasan pasukan atau militer di pihak Georgia perbatasan itu," kata Casey. "Dan, kami akan mendesak untuk menahan diri di pihak pemerintah Rusia dan mendesak mereka mempertimbangkan dampak-dampak dari tindakan-tindakan mereka pada stabilitas seluruh kawasan itu," kata Casey. Ketika sedang dalam perjalanan menuju London, Kamis petang, Menlu AS Condoleezza Rice mengatakan ia "sangat cemas" dengan gerakan-gerakan pasukan Rusia di Abkhazia, tetapi tidak sampai meminta Moskow menarik pasukannya. Rice mengatakan sangatlah penting bagi Rusia menghormati "integritas wilayah dan kedaulatan Georgia," dan menambahkan bahwa ia akan mengutarakan masalah itu dengan Menlu Rusia Sergei Lavrov. Kementerian pertahanan Rusia mengumumkan penambahan pasukan perdamaian di Abkhazia dan Ossetia Selatan, sebuah wilayah separatis lainnya, menanggapi apa yang disebutnya tindakan-tindakan agresif Georgia yang pro Barat itu. Rice menyatakan gerakan-gerakan pasukan itu ada kaitannya dengan satu operasi pemeliharaan perdamaian yang telah disetujui berdasarkan perjanjian-perjanjian awal tahun 1990-an. "Saya tidak yakin Georgia akan menyerang Abkhazia. Saya tidak melihat perlunya tindakan itu," katanya. Hubungan antara Rusia dan Georgia memburuk dalam pekan-pekan belakangan ini sejak Moskow mengumumkan pada 6 April pihaknya mempererat kerjasama dengan Abkhazia dan Ossetia Selatan. Pertikaian itu terjadi saat ketegangan meluas menyangkut keinginan Georgia untuk bergabung dengan Barat terutama dalam NATO. Moskow sangat menentang perluasan lebih jauh NATO dengan memasukkan Georgia dan Ukraina, dua negara bekas Sovyet itu demikian AFP.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008