Kairo (ANTARA News) - Tiga majelis taklim Indonesia di Mesir, memanjatkan doa agar bangsa dan rakyat Palestina mendapat perlindungan Allah SWT atas penderitaan yang kini diderita akibat dizalimi di Jalur Gaza. "Secara khusus dalam pengajian-pengajian terakhir ini kita membaca khusus surat ke-48 dalam Alquran yakni `Al-Fath` (Kemenangan) untuk rakyat Palestina yang sedang tertindas agar Allah SWT memberikan perlindungan bagi orang mukmin," kata Yasmin Fachir, pembina tiga majelis taklim kaum perempuan Indonesia di Mesir kepada ANTARA News di Kairo, Sabtu (10/1) malam atau Minggu (11/1) dinihari WIB. Surat "Al-Fath" terdiri atas 29 ayat, yang secara ringkas berisi janji-janji Allah SWT bahwa umat Islam akan mendapat ampunan dan pahala besar, serta pertolongan dan kemenangan. Tiga majelis taklim yang selama aktif melakukan kegiatan pengajian adalah "Muttaqin", "An-Nissa" dan "Al-Humaira", yang dalam kurun sebulan sekali melaksanakan pengajian gabungan, dan dipusatkan di KBRI Kairo dan di Wisma Nusantara. Menurut Yasmin Fachir --yang juga istri Dubes RI di Mesir A.M. Fachir--doa khusus dengan membaca surat "Al-Fath" itu adalah sumbangsih spiritual yang bisa dilakukan kaum ibu dan perempuan Indonesia di Mesir, selain bantuan kemanusiaan. "Insya Allah, dengan doa yang kita panjatkan ini, bisa memberi kekuatan dan Allah SWT melindungi dan menyelamatkan rakyat Palestina dari kezaliman yang dilakukan Israel," katanya. Pada bagian lain, ia menjelaskan bahwa majelis taklim "Muttaqin" adalah kelompok pengajian yang umumnya adalah dari ibu-ibu "home staff" KBRI Kairo yang berada di daerah Dokki, yang jaraknya sekira 15 menit berkendaraan dari Masjid Indonesia. Sedangkan majelis taklim "An-Nissa" adalah kelompok pengajian ibu-ibu "home staff" yang berada di "Nasr City" dan dilakukan di Wisma Nusantara, yang berjarak satu jam perjalanan. Biasanya, saat pengajian juga hadir kalangan mahasiswi dari Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) di Mesir maupun para tenaga kerja wanita (TKW) yang bekerja di negara itu. Majelis taklim ketiga yakni "Al-Humaira", adalah kelompok pengajian ibu-ibu di KBRI Kairo, dan kalangan istri ekspatriat, yakni perempuan Indonesia yang bersuamikan diplomat asing di Mesir. "Malahan, dari kalangan istri ekspatriat ini selalu mengajak suami-suami mereka untuk mengikuti pengajian bersama," katanya. Ketua Majelis Taklim "Muttaqin" Parsiti Johar menambahkan bahwa selain kegiatan pengajian, pertemuan-pertemuan yang dilakukan juga dipakai sebagai ajang silaturrahmi bagi warga Indonesia untuk saling bertemu dan "curhat", karena kesempatan untuk bisa berkumpul tidak selalu ada. "Bahkan tidak jarang juga waktu pengajian itu sebagai kesempatan untuk bertukar informasi diantara sesama warga Indonesia," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009