Jakarta, (ANTARA News) - Ketika mengadakan inspeksi mendadak (sidak), Mendiknas Bambang Sudibyo menemukan pelanggaran pada pelaksanaan ujian nasional (UN) hari pertama untuk tingkat SMP. Pelanggaran itu dilakukan seorang guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dari sebuah SMP, karena dirinya bertindak sebagai pengawas UN untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia. "Ibu guru (mata pelajaran-red) apa," tanya Mendiknas yang tiba-tiba menyapa Sri Suharyati, guru bahasa Indonesia itu dalam inspeksi mendadak ke sejumlah SMP antara lain SMP Islam Yayasan Maarif dan SMP Negeri 278 Rawa Bokor Jakarta Barat, Senin. Ibu guru tersebut sontak menjawab bahwa dirinya guru mata pelajaran Bahasa Indonesia. Secara spontan Mendiknas langsung menyatakan bahwa hal tersebut adalah pelanggaran . "Ini pelanggaran. Tolong catat ya wartawan. Ibu sedang apa di sini. Ibu tahu kalau sekarang ini sedang ujian Bahasa Indonesia," tegasnya. Mendiknas Bambang Sudibyo mengatakan, tata cara pelaksanaan pengawasan UN sudah ada standarnya dan sudah berlaku beberapa tahun lalu. Dinyatakan bahwa guru yang menjadi pengawas tidak dibenarkan berasal dari guru mata pelajaran yang sedang diujikan. "Coba mana kepala Subdin, tolong catat ini pelanggaran. Laporkan kepada walikota dan gubernur ya, ini pelanggaran," kata Mendiknas. Namun demikian, Sri Suharyati pun berkilah kalau dirinya tidak mengawas, tetapi keberadaannya di situ karena menjadi panitia. Hal itu dibenarkan oleh rekannya M. Arsim dan Ketua Yayasan Pendidikan Maarif tersebut. Mendiknas selanjutnya meminta guru dan Ketua Yayasan Pendidikan Maarif untuk memulangkan ibu guru Sri. Selain menegur M. Arsim yang menjadi ketua pelaksana UN di sekolah, Mendiknas juga menegur tim pengawas independen (TPI) yakni mahasiswa Universitas Tarumanegara. Ironisnya, mahasiswa PTS di Jakarta Barat tersebut pun tidak tahu peraturan tersebut. "Siapa yang membocorkan soal UN, saya pidanakan karena itu merupakan perbuatan pidana. Kalau ada yang memberikan laporan bohong tentang adanya soal UN yang bocor," tegasnya. UN utama SMP/MTs/SMPLB diikuti sebanyak 3.567.472 siswa yang dimulai tanggal 5 Mei hingga 8 Mei 2008 dan UN susulan pada 12, 13, 14, dan 15 Mei 2008. Ikut mendampingi Mendiknas, Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (Mandikdasmen) Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) Suyanto dan Direktur Pembinaan SMP Ditjen Mandikdasmen Hamis Muhammad. (*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008