Makassar (ANTARA News) - Menteri Kesehatan (Menkes), Siti Fadilah Supari, dan sejumlah hadirin tampak tersentak ketika seorang dosen Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar "menuduh" sang ibu menteri tidak sportif mengenai tanggal lahirnya. "Ibu tampaknya tidak sportif karena dalam data diri ibu di bagian belakang buku ini tidak mencantumkan tanggal lahir," ujar Abdul Gaffar, seorang dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Hasanuddin (Unhas_ dalam acara bedah buku berjudul "Saatnya Dunia Berubah" karya Siti Fadilah Supari di ruang rapat senat Unhas di Makassar, Senin. Setelah mengerti apa yang dimaksud Abdul Gaffar yang juga banyak mengkritisi penggunaan bahasa Indonesia yang tidak benar dalam buku itu, sang penulis yang didampingi tiga orang panelis tersebut langsung meraih mikrofon, dan menjelaskan soal tanggal lahirnya itu. "Terus terang saya bingung mau cantumkan tanggal lahir saya di situ, karena saya punya dua tanggal lahir. Yang satu versi akte kelahiran dan yang satu lagi versi ijazah. Yang di ijazah itu lebih tua satu tahun dari yang di akte kelahiran," ujar Siti Fadilah Supari, yang kontan disambut tawa hadirin, termasuk Rektor Unhas, Prof Dr dr Idrus Patturusi SpBO. Namun, Siti Fadilah yang ahli jantung di Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta dan alumni S3 Universitas Indonesia (UI) tahun 1996 itu enggan menyebutkan kedua tanggal lahirnya itu di depan publik pertemuan yang sebagian besar adalah pengajar Unhas dan beberapa mahasiswa itu. "Nantilah saya kasih tahu Anda," kata ibu tiga anak tersebut, sambil memandang Gaffar yang duduk di bagian belakang ruang pertemuan berkapasitas sekitar 500 orang itu. Siti Fadilah terkenal di forum internasional karena keberaniannya menentang kebijakan lama organisasi kesehatan dunia (World Health Organization/WHO dengan menolak kewajiban mengirim spesimen virus ke Global Influenza Surveilance Network (GISN), serta penolakan terhadap Namru-2. Dalam otobiografi yang disiarkan www.tokohindonesia.com, tertulis Siti Fadilah dilahirkan di Solo pada 6 November 1950. Entah itu versi akte kelahiran atau versi ijazah, hanya sang Ibu Menteri yang tahu. (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008