Ottawa (ANTARA News) - Kanada, Selasa, menganugerahkan kewarganegaraan kehormatan kepada aktivis pro demokrasi Myanmar dan peraih hadiah Nobel Perdamaian, Aung San Suu Kyi, serta menuntut pembebasan dia dari tahanan rumah. Suu Kyi adalah "tokoh yang memperjuangkan kebebasan, demokrasi, hak asasi manusia dan pemerintahan berdasarkan hukum" untuk Myanmar, kata Menlu Maxime Bernier ketika memberikan sebuah sertifikat kewarganegaraan kepada saudara sepupu Suu Kyi, Sein Win. "Pemberian kewarganegaraan itu pengakuan terhadap perjuangan Aung San Suu Kyi yang lama dan berani untuk mewujudkan kebebasan dan demokrasi di Burma," kata Bernier mengacu pada nama lama Myanmar. Suu Kyi, 62 tahun seorang aktivis pro demokrasi yang meraih hadiah Perdamaian Nobel tahun 1991 dan ayahnya Jenderal Aung San memimpin Myanmar dalam perjuangan kemerdekaan menghadapi Inggris tahun 1943, pertama ditahan tahun 1989. Kendatipun ia dikenakan tahanan rumah, ia memimpin partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) meraih kemenangan dalam pemilu tahun 1990, tetapi junta militer Myanmar menolak mengakui hasil-hasil itu. Ia tetap berada dalam tahanan rumah sejak tahun 2003 di Yangon. Dalam pernyataan-pernyataannya, Bernier juga mengecam junta karena menghancurkan hak-hak warganya dan mengatakan Kanada "kembali menyerukan rezim itu membebaskan Aung San Kuu Kyi dan semua tahanan politik." Sein Win , perdana menteri pemerintah Myanmar di pengasingan, mengatakan penghargaan itu menunjukkan "bahwa walaupun tindakan-tindakan yang disengaja oleh militer Burma untuk merongrong usaha-usaha kerasnya itu dan mencegah dia ikut dalam proses politik, rakyat dan pemerintah Kanada dan masyarakat internasional , mengakui pengorbanan dia dan peran pentingnya dan mereka juga tidak melupakan rakyat Burma." Penghargaan seperti itu sebelumnya hanya diberikan kepada mantan presiden Afrika Selatan Nelson Mandela , Dalai Lama yang pemimpin spiritual Tibet dan diplomat Swedia dan sosiawan Raoul Wallenberg. Pada Desember, Kanada menanggapi tindakan keras junta terhadap protes-protes damai para biksu Buddha Myamnar , yang menewaskan paling tidak 13 orang dan ribuan orang ditahan, dengan "sanksi-sanksi paling keras di dunia." Tindakan-tindakan itu termasuk larangan ekspor dari Kanada ke Myanmar kecuali barang-barang kemanusiaan, dan investasi Kanada dan memberikan pelayanan keuangan di sana, serta pembekuan aset-aset di Kanada milik warga Myanmar yang punya hubungan dengan para penguasa negara itu. Pada hari Senin, Kanada mengumumkan bantuan senilai dua juta dolar AS untuk para korban topan yang melanda negara itu, yang menewaskan sekitar 15.000 orang, demikian laporan AFP. (*)

Copyright © ANTARA 2008