Gaza (ANTARA News) - Perlintasan perbatasan utama antara Jalur Gaza yang dikuasai Hamas dan Mesir untuk sementara dibuka, Sabtu, sesuai dengan satu perjanjian antara kelompok Islam itu dan Kairo, kata para pejabat Palestina. Perlintasan di Rafah sebagian besar ditutup sejak awal Februari, ketika Mesir menutup kembali perbatasan tersebut setelah para pejuang Hamas membobolkan tembak perbatasan itu dengan ledakan bom melanggar satu blokade yang dilakukan Israel terhadap daerah pantai itu. Dengan dukungan AS, Mesir berusaha menengahi satu gencatan senjata tidak resmi antara Israel dan Hamas untuk menghentikan aksi kekerasan yang mengganggu perundingan-perundingan perdamaian. Perjanjian yang diusulkan itu menyerukan Rafah dibuka kembali dan berada dibawah kekuasaan Presiden Palestina Mahmud Abbas. Pembukaan Sabtu akan memungkinkan warga Palestina yang cedera dalam bentrokan senjata dengan Israel, dan kasus-kasus medis lainnya, meninggalkan Gaza untuk berobat, kata para pejabat Hamas. Mereka mengatakan perlintasan itu akan tetap terbuka selama dua hari, di mana para warga Gaza yang terlantar di Sinai Mesir sejak pejebolan tembok perbatasan itu Januari lalu akan diizinkan pulang. Para warga Palestina dan warga-waraga lainnya juga akan diperkenankan pergi. Berdasarkan perjanjian yang ditengahi AS, para pemantau Uni Eropa ditempatkan di Rafah sampai Hamas menguasai Gaza Juni tahun lalu setelah mengusir pasukan Fatah yang setia pada Abbas. Satu sumber diplomatik Eropa mengatakan awal pekan ini bahwa para pemantau Uni Eropa tidak akan berada di perlintasan tersebut selama pembukaan sementara itu, Reuters melaporkan.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008