Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 75 anggota DPR dari 550 jumlah keseluruhan anggota Dewan mengajukan usul menggunakan hak interpelasi tentang kenaikan harga kebutuhan pokok. "Surat masuk tersebut akan diproses sesuai mekanisme Dewan," kata Ketua DPR Agung Laksono, saat membuka persidangan ke-4 DPR di Gedung DPR/MPR Jakarta, Senin. Agung Laksono mengemukakan, usul menggunakan hak interpelasi ini dipicu terjadinya krisis ketersediaan komoditi kebutuhan pokok yang mengakibatkan harganya melambung tinggi. Melambungnya harga kebutuhan menimbulkan kepanikan masyarakat dan efek ganda pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Pada akhirnya hal itu akan menimbulkan masalah baru, meningkatnya angka pengangguran dan kriminalitas yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Terkait kenaikan harga pangan dunia terutama beras, Agung menyatakan, Indonesia tidak boleh serta merta mengambil keputusan menjadi pengekspor beras. Pemerintah harus lebih dahulu fokus kepada kebutuhan beras di dalam negeri. Pemerintah diimbau memperkuat stok pangan nasional sebagai penyangga dan stabilisasi harga dalam upaya membantu masyarakat tidak mampu dan ketersediaan beras dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan saat musim paceklik. Kenaikan harga pangan dunia terutama beras, jagung dan kedelai dapat berkembang menjadi krisis yang sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, pembangunan sosial, menciptakan kemiskinan terutama di negara-negara berkembang, ujarnya. Kondisi ini merupakan dampak dari laju jumlah penduduk di berbagai negara yang tidak seimbang dengan produksi pangannya. Sementara itu, lahan pertanian makin sedikit. Karena itu, DPR mengimbau pemerintah untuk mengantisipasi, mempersiapkan berbagai langkah kebijakan dalam menghadapi terjadinya krisis pangan. DPR menekankan kepada pemerintah bahwa kebijakan ketahanan pangan tidak bisa lagi dilakukan setengah hati. Bayang-bayang krisis pangan dunia yang menakutkan harus dijadikan peringatan yang serius. "Kebijakan ketahanan pangan memang tidak boleh dipandang `enteng` karena menyangkut hajat hidup orang banyak," kata Agung. (*)

Copyright © ANTARA 2008