Padang (ANTARA News) - PT PLN Wilayah Sumbar berkerjasama dengan swasta dan Pemprov Sumbar kembali mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro (PLTM) Salido Kecil di Kabupaten Pesisir Selatan yang merupakan salah satu pembangkit listrik tertua dan bersejarah di Indonesia. PLTM Salido Kecil dua turbinnya dibangun tahun 1913 dan satu turbin lainnya tahun 1925 yang merupakan salah satu pembangkit listrik tertua di Indonesia, kata General Manager PT PLN Wilayah Sumbar, Hudiono di Padang, Senin. Pengoperasian PLTM berkapasitas 330 kW itu ditandai penandatanganan kerjasama antara PT PLN Wilayah Sumbar dan Pemprov Sumbar serta PT Anggrek Mekar Sari, pekan lalu. Dalam sejarahnya, PLTM Salido Kecil dibangun pemerintah penjajahan Belanda untuk keperluan penambangan emas di Salido Kecil. Di masa perang dunia ke-II, PLTM ini diambil alih pemerintah pendudukan Jepang. Namun pada awal Kemerdekaan RI pembangkit listrik ini mengalami kerusakan pada beberapa bagian bangunan dan pipa pesatnya akibat banjir di daerah tersebut. Tahun 1960 pemerintah memberikan kewenangan kepada PT Anggrek Mekar Sari untuk memperbaiki PLTM tersebut dan memanfaatkan serta mengelolanya. Setelah dilakukan perbaikan, PLTM itu kembali beroperasi untuk menerangi wilayah Pesisir Selatan. Namun setelah Pesisir Selatan masuk dalam sistim kelistrikan Sumbar menyusul beroperasinya PLTA Maninjau, peran PLTM Salido kecil mulai berkurang. Kerjasama pengoperasian ini terhenti pada tahun 1995 karena mengalami kerusakan pada turbin-turbinnya PLTM Salido Kecil. Terbitnya Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No.1122 tahun 2002 mendorong PT Anggrek Mekar Sari dan PT PLN wilayah Sumbar mewujudkan kembali kerjasama dalam bentuk jual beli tenaga listrik dari energi terbaru. Peraturan itu mendorong kalangan swasta mengusahakan tenaga listrik dari sumber energi terbaru akibat naiknya harga BBM dan upaya mengurangi pemakaian bahan baku fosil. Kontrak perjanjian jual beli tenaga listrik itu dilaksanakan 8 Agustus 2005 dengan masa konstruksi dua tahun. Sejak Agustus 2007, PT PLN telah membeli arus listrik PLTM itu mencapai 1.267.572 kWh atau senilai Rp558,999 juta. Pengoperasian PLTM dinilai relatif rendah, karena jika arus sebesar 1.267.572 kWh itu dihasilkan pembangkit listrik tenaga diesel (bahan bakar minyak bumi) dibutuhkan sebanyak 380 kilo liter solar senilai Rp2,3 miliar.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008