Makassar (ANTARA News) - Duta Besar Afrika Selatan untuk Indonesia, Graffits Memela mempertanyakan asal usul orang Bugis Makassar yang ada di negaranya apakah berasal dari `Male` (Malaysia) atau Sulawesi Selatan, Indonesia, kepada Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo di Makassar, Senin malam. "Ada anggapan dari pemerintah kami bahwa suku Bugis Makassar yang ada di negara kami dari Malaysia, sementara pemerintah Sulsel menyatakan berasal dari daerah ini," katanya pada pertemuan silaturahmi kedua pejabat tersebut di rumah jabatan Gubernur itu terkait rencana pemerintah provinsi Sulsel yang akan membangun arsitektur rumah adat `Balla Lompoa` di Cope Town tahun 2009. Graffits juga berharap agar pemerintah provinsi Sulsel segera merealisasikan pembangunan miniatur balla lompoa di negaranya termasuk bangunan perpustakaan serta duplikat benda-benda bersejarah dan budaya orang Bugis-Makassar. Dalam pembicaraan singkat sebelum dijamu makan malam bersama isteri dan sejumlah rombongan yang menyertainya, Dubes Arfika Graffits menambahkan bahwa negaranya juga akan membangun pendidikan di Afrika Selatan supaya masyarakat bisa berbahasa Indonesia dan mengenal lebih dekat budaya Indonesia khususnya budaya Sulawesi Selatan. "Pemerintah Afrika dan Indonesia sudah menandatangani kerjasama (Mou) bidang pendidikan dan kebudayaan saat Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono berkunjung ke negaranya tahun lalu," ungkapnya dan berharap pemerintah Indonesia (Sulsel) bisa mewujudkan pembangunan rumah adat Balla Lompoa dan perpustakaan. Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo yang baru sebulan dilantik sebagai Gubernur Sulsel periode 2008-2013 menyatakan bahwa orang Bugis Makassar di Afrika adalah keturunan Syeh Yusuf, ulama dan pejuang yang berasal dari Sulawesi Selatan yang dibuang pemerintah Belanda ke negara itu pada abad ke-16. "Syeh Yusuf adalah keturunan raja Gowa (Sulsel) yang diasingkan pemerintah Belanda ke Afrika yang kemudian mengajarkan agama Islam sekaligus berjuang membela Afrika dari penindasan penjajah di negara tersebut," katanya dan menambahkan, dari hasil perkawinan pengikut Syeh Yusuf inilah berkembang keturunan orang Bugis Makassar hingga saat ini. Bahkan, kuburan ulama kharismatik dan pejuang dari Gowa itu ada di Afrika dan di kabupaten Gowa, Sulsel yang membuktikan bahwa hubungan darah antara rakyat Afrika dan Indonesia khususnya Gowa sudah menyatu sehingga perlu dijalin kerjasama budaya dan pendidikan di negara itu. Syahrul didampingi Bupati Gowa, Ichsan Yasin Limpo menambahkan bahwa rencana pembangunan Balla Lompoa dan perpustakaan di Cope Town, Afrika akan direalisasikan tahun 2009 sebagai perwujudan sejarah antara pemerintah Indonesia (Sulsel) dengan pemerintah Afrika. "Bahan bangunan arsitek miniatur Balla Lompoa akan diangkut kapal laut yang dimasukkan dalam kontainer ke negara tersebut," ungkapnya dan menambahkan, pengajar bahasa Indonesia dan sebagian buku untuk perpustakaan akan disediakan Departemen Pendidikan Nasional, Indonesia.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008