Madiun, (ANTARA News) - Terpicu oleh rencana kenaikan harga ahan bakar minyak (BBM), sedikitnya 20 mahasiswa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Madiun, Jatim, Selasa, melakukan aksi unjuk rasa dengan "menduduki" kantor Radio Republik Indonesia (RRI) setempat. Mahasiswa datang dengan menggunakan kendaraan bermotor, sebelum menduduki ruang rekaman RRI Madiun. Mereka kemudian berpidato di depan pintu masuk RRI Madiun. Dalam orasinya, mereka menuntut pemerintah membatalkan rencana menaikkan harga BBM. "Menaikkan harga BBM merupakan bentuk nyata jika pemerintahan SBY-Kalla tidak berpihak kepada rakyat, melainkan pemerintah tunduk terhadap sistem kapitalis dan hegemoni politik Internasional, " kata Koordinator Aksi, Hadi Kurniawan di sela orasinya. Para mahasiswa juga memberikan solusi kepada pemerintah antara lain, memangkas anggaran yang tidak mengikat, pembelian alat atau bahan nonproduktif. Konkretnya, melakukan efisiensi melalui pemotongan anggaran 15 persen. Selain itu, pemerintah harus mengusut tuntas kasus BLBI yang merugikan negara sebesar Rp600 triliun, dengan segera mengembalikan uang rakyat. Pemerintah diminta hemat BBM dengan jalan mengganti mobil dinas disemua tingkat dari yang 2.000 cc menjadi 1.600 cc. Setelah melakukan orasi di depan kantor RRI di jalan Mayjen Panjaitan Kota Madiun, selanjutya massa dari HMI yang diwaliki oleh beberapa perwakilan mendesak pihak RRI untuk menyiarkan secara langsung tuntutan mereka. Tim lobi yang mewakili masa HMI berhasil negosiasi dengan pihak RRI Madiun guna menyiarkan tuntutan penolakan kenaikan BBM lewat media radio. Lewat negosiasi yang alot, akhirnya mahasiswa bisa siaran dengan sistem direkam. "Kami memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menyalurkan aspirasinya, terkait dengan penolakan terhadap rencana pemerintah menaikkan harga BBM. Kami juga mendukung upaya yang dilakukan oleh mahasiswa," kata Kasi Siaran RRI Madiun, Agus Wijanarko usai rekaman tuntutan mahasiswa. Massa dari HMI setelah berhasil menyampaikan aspirasinya lewat siaran RRI Madiun, selanjutnya bergerak menuju kantor DPRD kota Madiun guna menyampaikan aspirasinya sama. (*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008