Jakarta, 13/5 (ANTARA) - Pada pertemuan Dewan Gubernur AdB ke-41 di Madrid, Spanyol, Dr. Anggito Abimanyu - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF), Departemen Keuangan - menyampaikan perhatian serius Indonesia terhadap krisis sub-prime mortgage dan kenaikan drastis harga pangan serta sejumlah komoditas lainnya khususnya harga minyak internasional. Ditambahkan pula bahwa, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Pemerintah Indonesia berkomitmen dalam mengelola kebijakan yang berhati-hati (prudent policy setting) dengan mencermati bagaimana dampak perkembangan ekonomi global terhadap kelompok masyarakat miskin. Dr. Anggito menegaskan bahwa di tahun mendatang, Pemerintah Indonesia dituntut untuk mengikuti perkembangan ekonomi di kawasan serta global dengan serius, dan bertindak cepat ketika suatu kondisi memerlukan intervensi Pemerintah. Terkecuali melambatnya pertumbuhan ekonomi global, Dr. Anggito memperkiraan bahwa kondisi ekonomi Indonesia akan tetap prospektif selama tahun 2008-2009. Pertumbuhan ekonomi akan berada di kisaran 6-6,5% yang didorong oleh menguatnya permintaan domestik dan investasi. Ditambahkan pula oleh Kepala BKF bahwa fundamental ekonomi Indonesia tetap sehat yang terlihat dari stabilnya tingkat suku bunga Bank Indonesia dan nilai tukar rupiah serta peningkatan jumlah cadangan devisa. Diperkirakan kenaikan harga pangan serta komoditas lainnya berpeluang meningkatkan tekanan inflasi, namun Pemerintah akan melakukan berbagai upaya untuk menjamin agar tidak berdampak pada masyarakat miskin atau defisit anggaran. Pada kesempatan pertemuan di Madrid, Indonesia berpartisipasi pula pada Pertemuan ASEAN+3 Finance Minister's Meeting (ASEAN+3 FMM) yang dihadiri oleh para menteri keuangan ASEAN (seluruhnya 10 negara), China, Jepang, dan Korea. Dalam implementasi Chiang Mai Initiative (ditujukan untuk mengatasi kesulitan likuiditas jangka pendek dan sebagai penambah kerjasama keuangan internasional yang saat ini berjalan), Indonesia menilai bahwa kawasan regional (ASEAN+3) memiliki kemampuan keuangan, kapasitas surveillance, dan saling mempercayai diantara negara anggota untuk membangun "n-house system" sebagai mekanisme perlindungan lapis kedua yang dapat memberikan dukungan finansial kepada negara anggota yang membutuhkan. Indonesia memberikan apresiasi atas inisiatif-inisiatif ADB dalam menciptakan stabilisasi harga bahan pangan, dan menekankan pentingnya kerjasama yang lebih erat bersama ADB guna menciptakan ketahanan pangan dan stabilitas harga bahan pangan. Salah satu issue utama yang dihadapi Pemerintah Indonesia saat ini adalah tingginya harga minyak internasional dan dampaknya terhadap meningkatnya beban subsidi yang harus ditanggung. Pemerintah sedang merancang strategi dalam mengatur secara tepat beban subsidi BBM. Kepala BKF menyampaikan pula bahwa saat ini Pemerintah sedang melakukan kajian atas berbagai opsi mengenai subsidi BBM guna menjaga keseimbangan fiskal. Pengambilan langkah-langkah yang tepat akan sangat membantu dalam meyakini bahwa upaya-upaya Pemerintah tidak akan memberikan tambahan beban anggaran. Pemerintah Indonesia berkeyakinan bahwa, kebijakan apa pun yang diambil terkait dengan isu subsidi BBm tidak akan dapat memuaskan semua pihak. Namun, diyakini bahwa dalam situasi ekonomi yang tidak menentu, tanggung jawab fiskal hendaknya menjadi prioritas utama. Pemerintah percaya bahwa jika strategi penyesuaian harga BBM yang disertai dengan paket kompensasi bagi masyarakat dilaksanakan tepat sasaran, maka mayoritas masyarakat akan menerima perubahan skema subsidi BBM. Kebijakan ini juga akan mendorong terciptanya kepercayaan pasar terhadap ekonomi Indonesia. Pada Bulan Mei 2009, Indonesia akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Pertemuan Tahunan Dewan Gubernur ADB ke-42. Pemerintah berharap pertemuan di Bali tahun depan dapat melanjuti berbagai program positif ADB berkenaan dengan proses reformasi ADB dan implementasi the Long Term Strategic Framework to 2020 (TLSF). Dalam rangkaian pertemuan ADB di Bali tahun depan, Indonesia juga akan menggelar pertemuan ASEAN+3 Finance Ministers's Meeting. Melalui rangkaian pertemuan dimaksud, Indonesia mengharapkan adanya langkah kongkrit implementasi the self-help reserve pooling mechanism dari Chiang Mai Initiative. Indonesia memberikan perhatian atas pentingnya kerjasama dalam kedua forum pertemuan dimaksud, dengan mempersiapkan penyelenggaraan pertemuan dimaksud dengan baik, sebagai bentuk tanggung jawab keterlibatan Indonesia di dalam menciptakan kesejahteraan ekonomi global.

Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2008