Semarang (ANTARA News) - Mantan Presiden Megawati Soekarnoputri yang juga Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, mulai 16 Mei 2008 akan melakukan kunjungan safari ke berbagai kota di sepanjang pantai selatan Jawa Tengah. "Kunjungan Ketua Umum PDI Perjuangan tersebut akan dimulai dari Cilacap, Banyumas, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, dan Kota Magelang menuju Yogyakarta," kata Ketua DPP PDI Perjuangan, Tjahjo Kumolo, ketika dihubungi, Rabu. Dijelaskannya, kunjungan safari yang pernah dilakukan mantan Presiden Megawati ini pada akhir 2007 melalui pantura Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Tetapi, kata dia, kunjungan saat ini hanya ingin melihat dari dekat kehidupan rakyat yang saat ini semakin berat, menyusul rencana pemerintah menaikkan harga BBM mencapai 30 persen. Kunjungan Megawati ini akan diawali dari Kabupaten Cilacap yang dijadwalkan beradialog dengan nelayan dan pedagang ikan karena di kota itu dikenal dengan kehidupan nelayan. Kemudian menuju Ajibarang, Kabupaten Banyumas, untuk mengadakan dialog dengan rakyat. Demikian pula, menurut dia, di Kabupaten Banjarnegara juga akan menampung aspirasi rakyat dan setelah itu bermalam di Kebumen. Pada 17 Mei 2008, Mewagati akan melakukan kunjungan ke pasar tradisional untuk mengetahui perkembangan harga sembako yang akhir-akhir melonjak tinggi. Safari dilanjutkan ke Kabupaten Purworejo untuk berdialog dengan para siswa dan orang tua murid di salah satu sekolah di daerah itu. Kemudian dilanjutkan ke Kota Magelang dan malam harinya melakukan penerbangan ke Surabaya melalui Bandara Adi Sucipto, Yogayakarta. Pada akhir 2007 safari Megawati di pantura Jabar, Jateng, dan Jatim, kata Tjahjo Kumolo, hanya kegiatan silahturahmi yang normatif, karena di sejumlah kota yang disinggahi, yakni Subang, Indramayu, Cirebon (Jabar), Brebes, Tegal, dan Batang hanya mendengar keluhan rakyat. Daerah-daerah yang pernah dikunjunginya, yakni Semarang dan Blora, Megawati bertemu dengan petani pinggiran hutan di Kecamatan Todanan, dan berziarah ke Makam Kartini Kabupaten Rembang. Dalam kunjungan safari itu ternyata masih banyak keluhan rakyat, khususnya petani dan nelayan, karena hingga saat ini mereka masih mengalami kesulitan memperoleh pupuk bersubsidi. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008