Teheran (ANTARA News) - Iran menangkap 15 orang terkait dengan pemboman maut masjid pada April di kota Shiraz, Iran selatan, kata menteri intelijen pada Rabu. Iran menuduh Amerika Serikat dan Inggris melatih dan membiayai orang di belakang pemboman 12 April itu, yang menewaskan 13 orang dan melukai lebih dari 200 lagi. "Hingga kini, 15 orang ditangkap dan semua yang terlibat dalam kejadian itu adalah warga negara negara kami," kata Gholam Hossein Mohseni Ejeie kepada kantor berita Fars. "Agen kejadian itu bermaksud membom konsulat Rusia di Iran," tambahnya. Ejeie mengesampingkan hubungan antara pembom Shiraz dengan lawan utama bersenjata Iran, Kelompok Mujahidin Rakyat Iran, kata Fars. Iran menyalahkan agen Amerika Serikat dan Inggris bermarkas di Irak dan Afganistan, tetangganya, atas serangan maut beberapa tahun terahir di propinsi perbatasan dengan penduduk suku kecil utama. Tapi, serangan di Shiraz itu merupakan yang pertama dalam beberapa dasawarsa terahir di jantung Parsi Iran. Kota biasa tenang tidak berada di perbatasan, juga bukan rumah penduduk suku kecil atau keagamaan. Iran pada Selasa menyatakan telah menangkap 12 tersangka pembom masjid kota Shiraz, yang mengaku dilatih dan dibiayai Amerika Serikat dan Inggris. "Sejauh ini, 12 orang terlibat dalam teror tersebut ditangkap. Mereka adalah agen utama," kata jurubicara kejaksaan, Ali Reza Jamshidi. Dia menyatakan bahwa yang bersalah akan mendapat hukuman "paling keras". "Yang ditangkap itu dengan jelas mengaku punya hubungan dengan orang asing, khususnya Inggris dan Amerika Serikat," katanya dalam jumpa pers. "Mereka mendapatkan latihan dari orang asing untuk membuat bom. Itu menjadi jelas dan terbuka berdasarkan atas rekening bank. Orang asing itu memberi dukungan keuangan kepada teroris," katanya kepada AFP.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008