Jakarta (ANTARA News) - Tim putri Indonesia mencapai final Piala Uber untuk pertamakalinya sejak berakhir sebagai runner-up pada 1998, usai menundukkan Jerman 3-1 pada semifinal, Kamis. "Ini prestasi yang luar biasa dari adik-adik setelah sebelumnya lolos kualifikasi pun sulit," ujar manajer tim Piala Uber Indonesia, Susy Susanti, usai pertandingan. Bahkan dua tahun lalu tim putri Indonesia gagal lolos ke putaran final di Jepang setelah tersingkir dalam kualifikasi. Tunggal pertama Indonesia Maria Kristin sempat membuat tim Indonesia tegang saat gagal meraih angka pertama karena kalah dari pemain Jerman Xu Huaiwen 20-22, 15-1, namun tunggal kedua Adriyanti Firdasari segera menyamakan kedudukan dengan mengalahkan Julianne Schenk 21-16, 22-20. Pasangan Jo Novita/Greysia Polii membuat tim Indonesia memimpin 2-1 setelah meraih kemenangan mudah atas Birgit Overzier/Kathrin Piotrowski 21-9, 21-13. Tunggal ketiga Pia Zebadiah memastikan Indonesia melangkah ke final setelah menaklukkan Karin Schaase 21-7, 21-16 dan sekaligus menyingkirkan Jerman dengan skor 3-1. "Keberhasilan ini adalah hasil kerjasama tim," ujar Susy yang memuji penampilan Pia yang luar biasa. "Dia pemain yang cerdik yang mengingatkan kita pada Mia (Audina)," tambah Susy. Juara Olimpiade Barcelona itu juga memuji penampilan Firdasari yang meraih angka pertama bagi tim. "Firda sudah membuktikan dia bisa mengatasi kesulitan," katanya. Melihat penampilan pemain-pemain asuhannya, Susy yakin menghadapi tim China di final para pemain putri Cipayung dapat memberi perlawanan sengit. "Saya tidak khawatir apa pun, mereka telah memperlihatkan permainan yang luar biasa, selama mereka tetap bermain lepas, apa pun bisa terjadi," katanya. Sementara itu, Pia Zebadiah yang menjadi penentu kemenangan tim Piala Uber, mengaku rasa rindunya kepada ayah yang berpulang sekitar 40 hari lalu, memotivasinya untuk tampil sebaik-baiknya. "Sejak siang sebelum pertandingan saya tidak bisa tidur, mungkin karena kangen sama almarhum Papa saya...tetapi karena sebelumnya sudah berjanji pada Papa akan memberikan yang terbaik, saya berusaha tampil sebaik-baiknya," ujar Pia yang tidak mampu menahan tangisnya. Ayah Pia, Djumharbey Anwar meninggal saat ia tengah menyiapkan diri menghadapi putaran final Piala Uber. Kepergian ayahnya, diakui Pia sempat mengganggu persiapannya. "Waktu itu saya kurang latihan karena baru kali ini kehilangan," ujar Pia. Keberhasilan tim putri membawa mereka maju ke final yang akan digelar Sabtu, bertemu tim China yang sudah lebih dulu memastikan tempat di final dengan mengalahkan Korea 3-1.(*)

Pewarta:
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008