Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Nia Umar mengatakan para ibu menyusui (busui) seharusnya mendapatkan dukungan dan bukan justru dilecehkan atau sebagai bahan bercanda.

"Komentar yang sifatnya fisik enggak pantas dibuat candaan ya, buat siapa pun," kata Nia saat dihubungi Antara di Jakarta pada Kamis.

Pernyataan Nia itu terkait dengan unggahan kritikus film Yan Widjaya yang menyebut Aura Kasih sebagai "pabrik susu". Sebutan itu merujuk pada perubahan fisik istri Eryck Amaral itu karena sebagai ibu yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya.

"Jadi sebenarnya, kondisi ibu menyusui apalagi yang baru melahirkan butuh dukungan yang sifatnya positif. Penggunaan istilah-istilah tertentu bisa jadi melukai perasaan seorang ibu," kata Nia yang kini aktif menjadi relawan di AIMI.

Baca juga: Aura Kasih kecam "kritikus film" karena disebut "pabrik susu"

Nia melanjutkan kondisi fisik dan psikologis ibu menyusui belum stabil, terutama setelah melahirkan. Maka, para ibu menyusui lebih membutuhkan dukungan positif dari lingkungan dan orang lain.

"Apalagi habis melahirkan, ibu-ibu seperti naik roller coasters. Rasanya, emosi bisa naik-turun. Jadi sebaiknya, sampaikan hal-hal yang baik dan encouraging dan bukan malah membuat ibu merasa kesal," kata ibu empat anak tersebut.

Nia menegaskan setiap orang unik dan memiliki bentuk badan yang berbeda.

"Jadi harusnya, biasakan untuk melihat perbedaan setiap orang termasuk penampilan fisik. Itu adalah anugerah sang pencipta buat kita semua mengapresiasi ciptaan-Nya," kata Nia yang kini aktif mengurusi bisnis kopi @gordi.id tersebut.

Baca juga: Yan Widjaya akui khilaf sebut Aura Kasih "pabrik susu"

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2019