Bochum, Jerman (ANTARA News) - Dalai Lama hari Jumat menekankan tidak sedang mengupayakan kemerdekaan bagi Tibet, ketika ia berada di Jerman pada bagian pertama lawatannya ke lima negara Barat, dua bulan setelah kekerasan mematikan meletus di wilayah tesebut. "Kami ingin hidup berdampingan secara damai dengan saudara-saudara China kami," kata pemimpin spiritual Tibet yang diasingkan itu di kota Bochum, Jerman bagian barat. "Kami tidak sedang mencari kemerdekaan", namun hanya peningkatan otonomi, katanya dikutip AFP. Pemimpin berusia 72 tahun itu menyampaikan pernyataan tersebut pada hari kedua kunjungannya ke Jerman, dimana setelah itu ia akan melanjutkan lawatan ke Inggris, Australia, AS dan Perancis. Kamis, Dalai Lama menuduh China melakukan "penindasan" dalam operasi militer terhadap protes-protes keras di Lhasa pada Maret yang kata para pemimpin Tibet menewaskan lebih dari 200 orang. Reaksi China atas kerusuhan Tibet itu menyulut kecaman internasional dan tekanan terhadap Beijing menjelang Olimpiade di Beijing pada Agustus, dan para aktivis melakukan aksi-aksi yang mengganggu perjalanan obor Olimpiade. Beijing menyatakan, "pengacau" dan "pemberontak" Tibet membunuh 21 orang, dan mereka menuduh Dalai Lama mendalangi aksi kekerasan dan mengobarkan kerusuhan menjelang Olimpiade. Wakil-wakil Dalai Lama mengadakan perundingan bulan ini dengan China dalam upaya meredakan ketegangan, di tengah tekanan-tekanan internasional. Di Jerman, Dalai Lama tidak akan bisa bertemu dengan Kanselir Angela Merkel, yang sedang berada di Amerika Latin, atau Menteri Luar Negeri Frank-Walter Steinmeier, atau Presiden Horst Koehler. Para pengecam menuduh pemerintah Jerman yang menunjuk Menteri Pembangunan Heidemarie Wieczorek-Zeul untuk bertemu dengan pemimpin spiritual Tibet itu berusaha memuaskan China. Hubungan Jerman dan China sempat tegang setelah Merkel menerima Dalai Lama pada tahun lalu. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008