Magelang (ANTARA News) - "Icir" atau perangkap ikan secara tradisional ukuran raksasa karya masyarakat sekitar Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, masuk catatan Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) saat Pembukaan Gelar Budaya Wanurejo (GBW) tahun 2008, Sabtu (17/5) sore. Icir atau disebut oleh masyarakat setempat sebagai "belubuh" itu terbuat dari rangkaian bambu dengan panjang sembilan meter dan diameter tiga meter. Perwakilan Muri, Sri Widayati, mengatakan, icir Borobudur tercatat di urutan 3.133 Muri sebagai icir terbesar. "Ini karya spektakuluer," katanya. Ia mengingatkan, GBW sebagai event tahunan di kawasan Candi Borobudur telah menorehkan prestasi Muri antara lain kuda kepang terbesar, ukiran Candi Borobudur di krei terbesar, topeng kayu terbesar, dan kursi goyang terbesar. Sertifikat Muri untuk icir terbesar itu diserahkan Widayati kepada Kepala Desa Wanurejo, Umi Aminah dan teknisi icir, Waldi. Icir dibuat dari bambu sebanyak 60 batang selama 20 hari oleh lima perajin warga Dusun Bejen, Desa Wanurejo, yakni Waldi, Muhrodin, Sukirman, Lamjaro, dan Kusyanto. Icir ukuran normal dengan panjang sekitar 1,5 meter dan diameter bervariasi antara 45 hingga 50 sentimeter. Biasanya icir diletakan di kali untuk perangkap ikan. Pemuka warga Wanurejo, Parwoto, mengatakan, icir raksasa dibuat warga untuk mengenalkan lagi penangkapan ikan dengan alat tradisional yang ramah lingkungan. "Sekarang sudah jarang dijumpai orang menangkap ikan dengan icir," katanya. Pada masa lalu, katanya, warga menangkap ikan di aliran Kali Progo, Elo, dan Sileng dengan menggunakan alat tradisional seperti icir, jala, telik, dan pancing. Icir, katanya, juga menjadi simbol kesadaran masyarakat untuk memantapkan semangat persatuan dan kesatuan dalam membangun kemajuan desa sebagai desa wisata di kawasan Candi Borobudur. Icir raksasa itu sebelumnya diarak ribuan warga dalam kirab GBW 2008 menyusuri Jalan Balaputeradewa, Jalan Syailendra Raya, dan Jalan Pramudyawardani hingga berakhir di Lapangan Tingal sekitar 500 meter timur Candi Borobudur.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008