Bandarlampung (ANTARA News) - Premium dan pertamax dua jenis bahan bakar minyak (BBM) kini semakin sulit diperoleh di Provinsi Lampung dalam dua hari terakhir ditandai dengan padat dan panjangnya antrian kendaraan mulai pagi hingga malam hari di hampir semua stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Kota Bandarlampung. Pantauan di sejumlah SPBU di pusat Kota Bandarlampung maupun kawasan Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) hingga Minggu malam, menunjukkan antrian kendaraan roda dua dan roda empat semakin memanjang hingga ke badan jalan. Antrean itu berlangsung sejak pagi hari, namun umumnya para pengguna kendaraan yang antri masih berusaha tetap sabar menunggu giliran untuk mengisi BBM kendaraannya. Meski sebagian SPBU itu tidak lagi beroperasi karena persediaan BBM sudah habis, namun mereka tetap mengantri agar bisa langsung mengisi BBM kendaraannya saat SPBU itu mendapatkan pasokan BBM dari Pertamina lagi. Beberapa pengemudi kendaraan pribadi bahkan ada yang mendorong untuk memajukan kendaraannya di barisan antrean, karena telah kehabisan bensin. Beberapa SPBU yang dipadati antrian kendaraan, diantaranya adalah SPBU Jl Antasari, SPBU Kalibalok, dan SPBU Sukarame. Semua SPBU itu dipadati antrian kendaraan sejak pagi hari hingga malam hari. Hingga Minggu malam pukul 22.30 WIB, ketiga SPBU itu masih dipadati sepeda motor dan mobil, untuk mengisi premium dan pertamax. Guna memperlancar arus antrian itu, sejumlah petugas satpam dan aparat kepolisian dikerahkan untuk mengatur arus masuk dan keluar kendaraan. Antrian untuk mendapatkan premium yang paling banyak terlihat, sementara antrian mendapatkan solar nyaris tidak ada. Hal itu mengakibatkan truk-truk pengangkut barang di Jalinsum tidak perlu mengantri, karena pasokan solar masih mencukupi. Sebelumnya, Pertamina di Lampung mengatakan telah mengalokasikan 3.000 ton BBM ke SPBU untuk kebutuhan tiga hari, sehingga stok BBM tidak berkurang. Meski demikian, Pertamina berencana mengimpor BBM dari Singapura. Kebutuhan BBM setiap hari di Lampung, untuk premium 1.200 kiloliter, solar 928 kiloliter, dan pertamax 27 kiloliter.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008