Kediri (ANTARA News) - Pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Depot Pertamina ditambah sejak sepekan terakhir ini dari 850 ton menjadi 920 ton per hari untuk jenis premium, dan dari 250 ton menjadi 400 ton per hari untuk jenis solar, kata Sales Representatif Pertamina Area Madiun, Aji Anom Purwasakti. "Tapi, karena permintaan terus mengalami peningkatan, maka ditambah berapapun sudah pasti berkurang. Kalau `rush" seperti ini terus dilayani, bisa-bisa kami bangkrut juga," ujarnya di Kediri, Jawa Timur (Jatim), Kamis. Oleh sebab itu wajar jika di Depot Pertamina Kediri ada persediaan antara 2.000 sampai 2.500 ton untuk kebutuhan tiga hari ke depan. Mengenai maraknya kios bensin eceran yang tumbuh subur di sekitar SPBU, menurut dia, Pertamina tidak bisa menindaknya kecuali hanya memberikan peringatan agar jangan sampai memicu emosi masyarakat. "Bisa saja masyakat marah, karena BBM di SPBU habis, tapi di sekelilingnya banyak berdiri kios dadakan. Demikian halnya, kami terus melakukan penyelidikan terhadap beberapa SPBU yang selama ini tidak menjual BBM," katanya. Ia menduga, bisa saja SPBU tersebut memiliki persediaan BBM tapi ternyata tidak dijual sebelum pemerintah mengumumkan kenaikan tarif BBM secara resmi. Menanggapi penjualan minyak tanah di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) di beberapa pangkalan, Aji Anom mengaku telah memerintahkan para agen untuk mengawasinya. "Kalau terbukti menjual di atas HET, kami minta agen tidak memberikan suplai ke pangkalan tersebut," katanya. Pasokan minyak tanah di Kediri, Blitar, dan Nganjuk sampai saat ini tidak berubah, yakni mencapai 800 ton per hari karena di daerah itu program konversi minyak tanah ke gas belum direalisasikan. Dari 800 ton minyak tanah per hari, sebanyak 380 ton diantaranya berasal dari Depot Pertamina Kediri, sedang sisanya dari Madiun dan Surabaya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008