Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) menyatakan siap mengamankan dampak putaran kedua dari kenaikan harga BBM, yaitu naiknya tingkat inflasi. "Saya kira BI siap untuk mengamankan dampak putaran kedua dari kenaikan harga BBM yaitu melalui kebijakan moneter," kata Gubernur BI, Boediono, usai pelantikan di Gedung Mahkamah Agung (MA) Jakarta, Kamis. Menurut Boediono, kenaikan harga BBM akan memberikan dampak pada putaran pertama pada kenaikan harga-harga di mana BI tidak akan meng-counter-nya dengan kebijakan moneter. "Pada putaran pertama, kalau BBM naik lainnya ya naik juga sekian persen. Itu suatu kenyataan, tidak perlu kita counter dengan kebijakan moneter," katanya. Sementara untuk dampak selanjutnya, menurut dia, BI akan meminimalkan dampaknya dengan kebijakan moneter yang dimiliki BI. "Untuk langkah detilnya tunggu paling tidak minggu depan, saya kan baru dilantik," katanya. Boediono juga mengatakan bahwa tugas utama BI adalah menjaga kestabilan ekonomi tanpa melupakan kebijakan besar pemerintah. Kebijakan pokok pemerintah akan menjadi pegangan bagi BI untuk menggunakan berbagai instrumen yang dimiliki demi menjaga kestabilan ekonomi. Boediono diangkat menjadi Gubernur BI berdasar Keppres Nomor 34/P/ 2008 yang ditandatangani Presiden pada 15 Mei 2008. Wakil Ketua MA Bidang Yudisial Mariana Sutadi atas nama Ketua MA melantik dan mengambil sumpah Boediono dalam jabatannya sebagai Gubernur BI. Hadir dalam pengambilan sumpah itu Wakil Presiden Jusuf Kalla, sejumlah menteri, pejabat di Kantor Menko Perekonomian, dan anggota Dewan Gubernur BI. Menteri yang hadir antara lain Mensesneg Hatta Radjasa, Sekab Sudi Silalahi, Menkeu Sri Mulyani Indrawati, Menko Kesra Aburizal Bakrie, Menperind Fahmi Idris, Menneg BUMN Sofyan Djalil, Mennegkop dan UKM Suryadharma Ali, Mendag Mari E. Pangestu, Menakertrans Erman Suparno, dan Kepala Badan Pusat Statistik Rusman Heriawan. (*)

Copyright © ANTARA 2008